Perburuan Vampir Telan Delapan Korban Jiwa di Malawi

Liberty Jemadu Suara.Com
Sabtu, 21 Oktober 2017 | 06:12 WIB
Perburuan Vampir Telan Delapan Korban Jiwa di Malawi
Ilustrasi vampir. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Polisi di Malawi, sebuah negara di Afrika bagian barat, mengatakan telah menangkap 140 orang yang diduga terlibat dalam penganiayaan terhadap sejumlah orang yang diduga sebagai vampir. Setidaknya delapan orang yang diduga vampir tewas dianiaya di negeri itu dalam beberapa pekan terakhir.

Pada Kamis (19/10/2017) dua lelaki tewas dibunuh massa yang menuding mereka sebagai vampir di kota Blantyre. Salah satu korban tewas dibakar hidup-hidup, sementara satu lagi meninggal karena dirajam.

Sementara itu dua orang telah ditahan oleh kepolisian setempat karena dilaporkan telah mengancam akan mengisap darah orang lain, demikian diwartakan BBC, Jumat (20/10/2017).

Gelombang perburuan dan pembunuhan terhadap orang yang diduga sebagai vampir dimulai pada 16 September lalu. Ketika itu tiga orang dibunuh oleh segerombolan massa karena dituding telah mengisap darah orang lain.

Para tetua di Malawi bagian selatan mengatakan bahwa rumor tentang vampir bermula dari daerah perbatasan dengan Mozambique. Di Mozambique sendiri aksi protes warga menyasar polisi yang dituding melindungi orang-orang yang diduga sebagai vampir.

Bahkan pejabat administratif di sebuah kota di utara Mozambique terpaksa meninggalkan kotanya karena diserang oleh massa yang beringas.

Warga di daerah-daerah ini percaya bahwa ritual mengisap darah dipraktikan oleh beberapa pihak untuk mendapatkan kekayaan. Mereka juga yakin para vampir itu lolos dari kejaran massa karena memiliki kekuatan supranatural.

James Kaledzera, juru bicara kepolisian nasional Malawi, mengatakan bahwa polisi telah mulai berpatroli di daerah-daerah yang dirisaukan oleh isu vampir.

"Kami akan menangkap siapa pun yang terlibat dalam pembunuhan (orang yang diduga vampir)," kata dia.

Di beberapa daerah di selatan Malawi polisi dan pihak keamanan juga telah memberlakukan jam malam.

Sementara itu Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) juga telah meminta para petugasnya yang melayani komunitas-komunitas di selatan Malawi untuk meninggalkan tugas mereka dengan alasan keamanan.

Malawi sendiri merupakan sebuah negara yang termasuk terbelakang, dengan tingkat pendidikan rendah dan sebagian besar warganya masih percaya pada sihir. Aksi kekerasan dan kerusuhan karena isu vampir sendiri pernah merebak di negara itu pada 2002.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI