”Kalau lagi tak ada rapat, dia bales WA dalam waktu 5 sampai 10 menit. Saya sering diskusi kebijakan via WA. Dan dia tau detail daerah mana saja yang kena (banjir), kepala dinas atau lurah mana yang tak kerja, pintu air mana yang tak berfungsi optimal, dan sebagainya,” tukasnya.
Bahkan, ia menjelaskan penilaian Ahok mengenai ruangan Jakarta Smart City tersebut terkait untuk menanggulangi banjir.
”Ruangan ini sebenarnya sudah siap sejak Januari 2016. Tapi Ahok bilang ’gw gak mau pakai kalau isinya cuma layar gede tapi ga ada fungsinya.’ Akhirnya, ruangan itu baru diresmikannya Juni 2016,” ungkap Ismail.
Selanjutnya, Ismail menuliskan analogi , ”Ada yang panjat pohon dan kena getah, ada pula yang tinggal menikmati buahnya. Tapi itu makan buah sambil menjelek2-jelekkan si pemanjat pohon.”
Baca Juga: Dikira Diculik, Bocah Perempuan Ini Ternyata Dilarikan Pacar
Ia juga menulis perbandingan secara satire, ”Saat banjir, pejabat sebelum kemerdekaan: ’ini langkah-langkah yang harus dilakukan...” Pejabat jaman now: upload foto candid di instagram.”
Ismail sebelum ini sebenarnya telah membua kehebohan di jagat maya. Sebelumnya, ia pernah mengungkapkan melalui medsos mengenai cara Ahok memangkas APBD hingga Rp4,5 triliun.
Melalui akun Facebooknya, Ismail menuliskan pegawai pemprov dulu sempat kelabakan karena kejanggalan dalam rencana anggaran mereka terungkap berkat kerja dirinya dan Ahok.
"Saya pernah ditegur oleh Bapak (di Balai Kota kami menyebut Pak Ahok dengan ’Bapak’). ’Ismail, lu ngga perlu marah-marah. Kalo nemu sesuatu, lu kasih ke gue aja, biar gue yang tangani.’ Teguran tersebut dilayangkan ke saya tanggal 26 November 2015 jam 5 pagi melalui WhatsApp. Ketika itu Pemprov DKI Jakarta sedang heboh penyisiran anggaran," tulis Ismail kala itu.
Baca Juga: Kisah Hairul, WN Malaysia Jadi Gelandangan karena Agnes Monica