Suara.com - Pelajar Indonesia kembali meraih prestasi yang luar biasa tahun ini.
Enam pelajar jenjang SMP peraih medali emas pada Olimpiade Olahraga Siswa Nasional tahun 2017 berhasil merebut 4 medali emas, 3 medali perak, dan 2 medali perunggu pada Kejuaraan Karate The 31st Coupe International De Kayl 2017. Kejuaraan tersebut diselenggarakan di Kayl, Luxembourg, tanggal 14 sampai dengan 15 Oktober 2017.
“Kita patut berbangga anak-anak kita telah bertanding sangat luar biasa, sehingga menempatkan Indonesia pada peringkat ke empat dari 18 negara peserta yang mengikuti kejuaraan tersebut. Ini menjadi bagian dari penguatan pendidikan karakter anak-anak untuk memiliki semangat juara,” demikian disampaikan Direktur Pembinaan SMP, Ditjen Dikdasmen, Supriano, saat menyambut kedatangan para juara tersebut, di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, semalam.
Keenam siswa peraih juara tersebut, yakni I Made Khisawa Hergianta, dari SMPN 1 Singosari, Kabupaten Malang, Jawa Timur, berhasil meraih medali emas, kategori Kata Perorangan; Audifah Indrawan, dari SMPN 1 Sunggal, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, berhasil meraih medali emas pada kategori lomba Kumite Perorangan.
Selanjutnya, tiga pelajar Indonesia berhasil merebut dua medali sekaligus pada dua kategori, yakni Kata dan Kumite. Kedua pelajar tersebut adalah M. Bagus Laksamana Putra, dari SMPN 19 Jakarta, berhasil meraih medali emas pada Kategori Kata perorangan, dan medali perak pada Kategori Kumite; dan Laila Nurul Humairoh, dari SMPN 1 Sidoharjo, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah, berhasil meraih medali emas pada Kategori Kumite, dan medali perak pada Kategori Kata perorangan.
Kemudian juga, Salsabila Ragil Putri Ardiana, dari SMPN 1 Tulangan, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, berhasil meraih Medali Perak pada Kategori Kata Perorangan, dan medali perunggu pada Kategori Kumite. Terakhir, untuk medali perunggu diraih oleh Mayang Putri Aurryel, dari SMPN 3 Kota Bekasi, Jawa Barat, yang mengikuti kejuaraan Kategori Kata perorangan.
“Luar biasa keenam siswa kita tersebut semuanya mendapatkan medali. Untuk yang mendapatkan medali emas, Kemendikbud memberikan uang pembinaan sebesar Rp12.500.000, peraih medali perak sebesar Rp10 juta, dan perunggu sebesar Rp7.500.000,” kata Surpiano.
Pertandingan tahun ini, kata Supriano, lebih ketat karena jumlah pesertanya bertambah. 18 negara yang mengikuti kejuaraan adalah Algeria, Armenia, Austria, Belgia, Kamerun, Inggris Raya, Perancis, Jerman, Indonesia, Italia, Luxembourg, Maroko, Nepal, Belanda, Palestina, Skotlandia, Swiss, dan Tunisia. Terdapat tiga besar peraih medali emas terbanyak, yakni Belgia, Perancis, dan Luxemboourg. Sedangkan Indonesia masuk peringkat keempat mengalahkan Austria, Belanda, Italia, Inggris Raya, dan Swiss dalam perolehan medali. Dari 18 negara tersebut, terdapat 87 klub Karate yang mengikuti kejuaraan yang sangat bergengsi tersebut.
Laila Nurul Humairoh, peserta peraih dua medali menyampaikan rasa syukurnya telah memberikan yang terbaik untuk Indonesia. Ia pun menceritakan kisah harunya tentang satu hari sebelum keberangkatan menuju Kayl, Luxembourg.
“Satu hari sebelum berangkat saya sempat masuk rumah sakit di rawat sebentar karena kena muntaber. Tetapi saya tidak mau kalah dengan penyakit saya, saya mau bangkit untuk memberikan yang terbaik untuk Indonesia,” kata Laila menceritakannya dengan rasa haru.
Laila dan rombongan tiba di Kayl, Luxembourg pada tanggal 12 Oktober 2017. Sesampai di sana. Ia menggunakan waktu untuk beristirahat dan sedikit berlatih. “Alhamdulillah saya berhasil meraih yang terbaik. Pada Kategori Kumite saya berhasil mengalahkan peserta dari tuan rumah, dan Kategori Kata saya dikalahkan oleh Austria, hanya selisih satu poin saja,” tuturnya.
Ia berharap para siswa di Indonesia untuk terus bersemangat meraih yang terbaik di setiap kejuaraan, baik nasional ataupun internasional.
“Kita harus bisa memberikan kebanggaan untuk Indonesia,” kata Laila.