Suara.com - Beredar selebaran yang mengatasnamakan Presidium Forum Masyarakat Jakarta Utara berisi pemberitahuan rencana unjuk rasa di Hotel Alexis, Jalan R. E. Martadinata 1, Ancol, Jakarta Utara, Kamis (19/10/2017), siang.
Menurut surat yang ditandatangani Moh. Yusuf sebagai ketua presidium, disebutkan jumlah massa yang akan turun sebanyak seribu orang yang terdiri dari 50 elemen ormas.
Mereka akan menyampaikan tuntutan untuk penutupan salah satu tempat di Hotel Alexis karena diduga ada kegiatan berbau prostitusi di sana.
Aksi penolakan
Saat ini, juga beredar surat untuk aksi tandingan. Pesan berantai berisi imbauan kepada warga Pademangan, Ancol, Kampung Bandan, beoz, ketua-ketua karang taruna, RT 6, RT 7, RT 5, RT 4, RW. 4, RW 8, RW 7, RW 6 ancol, ketua-ketua ormas pusat dan Jakarta Utara, FBR, Forkabi, Laskar Merah Putih, Bamus Betawi, BPPKB Banten, Pasukan Bela Negara, Forum Pemuda Muslim Maluku, Forum Masyarakat Muslim NTT, Madura Bersatu, Pagar Ancol, Pemuda Makasar.
Aksi tandingan tersebut untuk menolak aksi Formaju.
"Yang mengatasnamakan kelompok masyarakat dan hanya akan memecah belah kerukunan hidup umat beragama serta persatuan dan kesatuan bangsa. Mari kita serukan NKRI harga mati," demikian isi surat tersebut.
Alexis, katanya, sudah didatangi oleh DPRD yang dipimpin langsung oleh Ketua DPRD DKI Prasetio Edi, Dinas Pariwisata, serta aparat terkait dan tidak menemukan adanya praktik prostitusi atau apapun seperti yang dituduhkan.
Mereka tidak setuju dengan demo atas nama Formaju karena dianggap tidak relevan dan salah alamat. Jika ingin menagih janji gubernur Anies Baswedan dan Sandiaga seharusnya demo ke kantor gubernur bukannya ke Hotel Alexis. Pernyataan sikap ini ditandatani koordinator ADA.