Polisi Didesak Tuntaskan Pembakaran Masjid Muhammadiyah di Aceh

Rabu, 18 Oktober 2017 | 18:52 WIB
Polisi Didesak Tuntaskan Pembakaran Masjid Muhammadiyah di Aceh
Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia Jimly Asshiddiqie [suara.com/Nikolaus Tolen]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
Ketua Umum Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia Jimly Ashiddiqie mendesak kepolisian untuk mengusut tuntas kasus pembakaran masjid Muhammadiyah di Desa Sangso, Kecamatan Samalanga, Kecamatan Bireuen, Aceh, Selasa (17/10/2017), malam.

"Saya minta kepolisian untuk segera memproses hukum siapapun dia, tidak boleh dibenarkan dan didiamkan. Dan ini berlaku semua jenis, semua macam dan corak dari rumah ibadah termasuk rumah ibadah kelompok sempalan atau yang dianggap sesat harus dijaga, tidak boleh dirusak, apalagi masjid," kata Jimly di gedung pusat kegiatan ICMI, Jalan Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (18/10/2017).

Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi juga meminta pemimpin agama turut berpartisipasi untuk meredakan ketegangan di masyarakat.

"Ini juga fenomena yang penting harus diperhatikan, maka penting tokoh pemimpin itu meredakan setiap potensi ketegangan. Itu penting. Jadi jangan mempertonkan konflik terus, sehingga orang di bawah ikut-ikutan," katanya.

Menurut Jimly pecahnya persoalan semacam itu terjadi karena potensi konflik tidak dikelola dengan baik.

"Jadi ini karena potensi konflik tidak dikelola. Makanya saya berharap kemarin saat dialog itu, kita mengimbau supaya hubungan antar umat beragama diperbaiki dan dimulai dari tokoh-tokoh. Jangan hanya berpikir pendekatan benar salah dalam hubungan antar agama. Tapi juga harus kita lihat pelajaran baik dan buruk," katanya.

Menurut Jimly apabila setiap agama berbicara siapa yang benar dan yang salah, maka tidak ada titik temu.

"Maksudnya, dalam agama-agama itu kalau kita berbicara benar salah, ya tidak ketemu. Ya sesuai dengan keyakinan yang benar, ya agama kita masing-masing. Tapi kan kita juga berbicara hal-hal l lain terkait baik-buruk," kata Jimly.

Jimly berharap perbedaan keyakinan menjadi berkah. Dia berharap semua pihak saling belajar.

"Jadi kita baik untuk saling mempelajari apa yang sama di antara kita dan apa yang berbeda.Tapi yang beda jangan disama-samakan dan yang sama jangan dibeda-bedakan," katanya.

"Dengan cara demikian kita bisa saling mengerti hubungan satu dengan yang lain. Dan itulah dialog yang diperlukan untuk meredakan ketegangan. Jadi saya rasa bangsa kita dikenal sangat plural, maka kuncinya adalah toleransi satu dengan yang lain," Jimly menambahkan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI