Kementerian Luar Negeri Indonesia mengaku aktif membangun dialog antar umat beragama dengan negara lain. Fungsi digelarnya dialog adalah berdiplomasi dengan Pemerintah Myanmar dalam menyelesaikan kasus kekerasan terhadap etnis Rohingya.
Menlu Retno Lestari Priansari Marsudi bercerita dalam teknik diplomasi, Indonesia memakai 'dialog antar umat beragama' sebagai cara utama. Dialog ini akan mempermudah berdiakusi dengan negara lain.
"Saya dan kementerian yang saya pimpin, dalam membangun dialog antar umat beragama sudah menjadi DNA dari diplomasi Indonesia," kata Retno di dalam Conference on Religion Journalism yang digelar The International Association of Religion Journalists (IARJ), Serikat Jurnalis untuk Keberaagaman (SEJUK) dan UMN di Universitas Multimedia Nusantara, Serpong, Tangerang, Bamten, Selasa (17/10/2017).
Sebagai sosok yang berkarier sebagai diplomat, Retno sadar jika jalur diplomasi lewat gialog antar agama dan kebudayaan adalah modal utama dalam mencapai kesepakatan.
Baca Juga: Tato Menteri Susi Ditaksir Mantan Menlu Amerika Serikat
Dalam waktu sebulan terakhir, Indonesia terlibat aktif berdiplomasi di kasus kekerasan terhadap etnis Rohingya. Mei lalu, untuk pertama kalinya Indonesia, yang diwakili Retno, berdialog antar iman dengan Myanmar. Retno menemui pimpinan de facto Myanmar, Aung San Suu Kyi.
"Kami juga untuk pertama kalinya menyelenggarakan dialog antar agama dengan Singapura. Oktober ini ada satu lag, dialog antar umat beragama dengan Austria," katanya.
"Kami juga aktif juga dalam dialog antar umat berama dan budaya di ASEAN dan Afrika. Begitu juga dalam forum tidak resmi di Korea, Meksiko dan lainnya," lanjut dia.