Kementerian PUPR Tata Tujuan Wisata Kebanggaan Kabupaten Semarang

Selasa, 17 Oktober 2017 | 09:44 WIB
Kementerian PUPR Tata Tujuan Wisata Kebanggaan Kabupaten Semarang
Pembersihan eceng gondok di Danau Rawa Pening, Semarang, Jawa Tengah. (Sumber: Kementerian PUPR)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Upaya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dalam mengembalikan fungsi Danau Rawa Pening tidak hanya melalui pembersihan eceng gondok, tapi juga dengan mengembangkan kawasan sekitarnya untuk mampu menjadi tujuan wisata kebanggaan Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah.

"Penanganan danau dilakukan dengan serius, karena memberikan manfaat yang sangat besar. Biaya penanganannya lebih murah dibandingkan pembangunan bendungan baru. Danau atau waduk, bila didiamkan akan mati karena proses alami, seperti terjadinya sedimentasi. Apa yang kami lakukan adalah untuk memperpanjang umurnya," tutur Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono, saat hadir sebagai pembicara dalam dialog nasional dengan tema "Sukses Indonesiaku di Museum Kereta Api", Ambarawa, Jawa Tengah, Minggu (15/10/2017).

Acara yang dihadiri oleh masyarakat Ambarawa, termasuk yang tinggal di sekitar Danau Rawa Pening ini menghadirkan pembicara lainnya, yaitu Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, Direktur Utama Bank BTN, Maryono, dan sebagai moderator, penyanyi Didik Kempot.

Kawasan yang akan dikembangkan Kementerian PUPR melalui Ditjen Cipta Karya adalah Bukit Cinta, sebagai salah satu lokasi favorit wisatawan di Danau Rawa Pening. Di bukit tersebut, pengunjung dapat menikmati pemandangan elok danau, khususnya saat sore hari.

Bukit ini juga menjadi favorit pengunjung untuk swafoto, terutama karena adanya "Gembok Cinta". Di kawasan danau, pengunjung juga dapat memancing ikan, berperahu mengelilingi danau sambil melihat eloknya Gunung Merbabu dan Gunung Telomoyo.

Selain pariwisata, danau ini memiliki peran penting lainnya, yaitu sebagai sumber air bagi irigasi, pembangkit listrik di Sungai Tuntang, perikanan air tawar, dan pengendali banjir.

Penataan yang akan dilakukan mulai dari pintu masuk, perbaikan dermaga, plaza dermaga, pedestrian, ruang terbuka hijau Bukit Cinta, dan drainase. Di samping itu, akses menuju Danau Rawa Pening juga akan dibenahi, sehingga pengunjung akan semakin mudah menjangkau kawasan ini.

Adapun beberapa proyek yang sedang dikerjakan adalah proyek jalan, seperti pembangunan jalan tol Bawen-Magelang-Yogyakarta, peningkatan kualitas jalan kawasan metropolitan Yogyakarta-Solo-Semarang (Joglo Semar), peningkatan jalan lingkar rawa, pengembangan kawasan dan desa wisata Bukit Cinta dan sekitar danau.  

Rawa Pening harus Dilestarikan
Pada kesempatan yang sama, Basuki menambahkan, permasalahan umum yang dihadapi situ, danau, dan embung di Indonesia adalah semua pihak merasa memilikinya, tapi tidak ada yang mau bertanggung jawab untuk merawat.

"Kesepakatan diperlukan. Namun kesepakatan yang dicapai mungkin tidak memuaskan semua pihak, karena masing-masing punya kepentingan. Tentunya kepentingan masyarakat yang lebih diutamakan. Perlu kerja sama semua pihak untuk bisa merawat Danau Rawa Pening yang indah ini agar lestari. Masyarakat harus kooperatif dalam penataan keramba," tegasnya.

Sebelumnya, dalam kurun 15 tahun terakhir (2002-2016), luas Danau Rawa Pening terus mengalami penyusutan hingga 820 ha (sekitar 30 persen) dari luas awal, 2.670 ha. Hal ini terjadi akibat perubahan tata guna lahan pada hulu daerah tangkapan air dan pada badan danau sendiri.

Meningkatnya jumlah dan luasan tanaman gulma seperti eceng gondok memberikan tambahan tekanan sedimentasi dan pencemaran. Bahkan pada 2016 sempat menutup hampir 47 persen dari luasan danau, sehingga terjadi pendangkalan yang serius.

Pencemaran danau juga disumbang oleh limbah deterjen, limbah ternak, dan limbah budidaya ikan yang berasal dari 600 unit keramba. Untuk mengembalikan kembali kapasitas dan fungsi Danau Rawa Pening, Kementerian PUPR, pada 2016 telah melakukan langkah penanganan, yakni pengendalian sedimentasi berupa pengerukan danau dan bangunan cek dam, pembuatan tanggul pembatas badan air danau, serta pengendalian gulma air dengan pembersihan eceng gondok secara rutin dan penetapan zona sempadan danau.

"Dari sisi peralatan, bulan ini, kami akan menambah jumlah alat berat dengan empat buah alat baru, sehingga nantinya jadi enam unit. Kapasitas pembersihan eceng gondok akan bertambah dua sampai tiga kali lipat," katanya.

Danau Rawa Pening merupakan salah satu dari tujuh danau prioritas yang direstorasi oleh Kementerian PUPR melalui Balai Besar Wilayah Sungai Pemali-Juana, Ditjen Sumberdaya Air, dengan alokasi anggaran Rp 187,5 miliar, dengan anggaran 2017 sebesar Rp 4,2 miliar.

Selain Rawa Pening, Kementerian PUPR juga mendukung pengembangan destinasi lain di Kabupaten Semarang, yakni kawasan wisata Lemahabang, melalui pelebaran jalan dan pembangunan putaran balik (u-turn) kendaraan, terutama bus-bus pariwisata dari Solo yang menuju kawasan wisata. Pembangunan putaran balik sepanjang 550 m tersebut dilakukan dengan anggaran sebesar Rp 10,4 miliar, dan ditargetkan bisa selesai pada 31 Desember 2017.     

Dalam acara tersebut, turut hadir anggota Komisi V DPR RI, Nusyirwan Soedjono. Adapun yang mendampingi Basuki adalah Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Pemali-Juana, Ruhban Ruzziyanto, Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional VII, Herry Marzuki, dan Kepala Biro Komunikasi Publik, Endra S.Atmawidjaja.  

(** Artikel ini merupakan kerja sama Kementerian PUPR dan Suara.com)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI