Suara.com - Intenational Parliamentary Union kembali menghelat sidang umum yang ke 137 di Saint Petersburg, Rusia. Forum parlemen yang beranggotakan 173 parlemen dari seluruh dunia tersebut mengelaborasi sejumlah isu global krusial termasuk di kawasan Timur Tengah.
Anggota delegasi DPR Rofi Munawar sebagai anggota tetap Komisi Timur Tengah IPU menyampaikan kegembiraan atas kesepakatan rekonsiliasi Fatah-Hamas yang sukses ditandatangani Kamis (12/10/2017) lalu.
“Saya sangat senang dan mengapresiasi kesepakatan rekonsiliasi Palestina. Itu torehan yang sangat positif dan produktif," kata Rofi' yang disampaikan di depan sidang Middle East Questions, 137th Inter Parliamentary Union di Saint Petersburg Russia 12-18 Oktober 2017.
Selanjutnya, Rofi meminta negara-negara Teluk meniru langkah positif rekonsiliasi Palestina.
“Palestina sudah berada di jalur yang tepat. Saya ajak negara-negara Teluk ikuti jejak rekonsiliasi Palestina. Rekonsiliasi jalan terbaik. Kita akan terus dorong dialog antar mereka,” kata dia.
Politisi PKS juga berharap rekonsiliasi tersebut berdampak positif bagi perjuangan Palestina.
“Semua pihak yang terlibat rekonsiliasi terutama Hamas dan Fatah harus memegang komitmen terhadap butir-butir kesepakatan itu, terutama untuk mengakhiri perpecahan yang sudah berlangsung hampir satu dekade, dan memperkuat posisi Palestina sebagai negara yang berdaulat,” kata Rofi.
Terkait konflik Teluk, ia mengungkapkan keprihatinan mendalam atas situasi kawasan Teluk.
“Konflik Teluk sangat mencemaskan, sangat berpotensi menyulut konflik lebih terbuka. Indonesia sangat prihatin atas situasi tersebut. Ini harus secepatnya diakhiri,” tegas Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen DPR tersebut.
Lebih jauh Rofi meyakinkan negara-negara yang terlibat konflik di Teluk untuk melihat kembali situasi saat ini di kawasan.
“Saya mengajak mereka untuk melihat kembali apa manfaat dari isolasi yang potensial menyulut konflik ini. Saudi, Emirat, Bahrain, Mesir dan Qatar, semuanya sahabat dan mitra strategis Indonesia. Kita tidak dalam posisi mendukung ini atau itu. Semuanya sangat penting,” kata dia.
Terkait peran parlemen atas konflik tersebut, politisi asal Lamongan itu menyarankan parlemen dari negara-negara tersebut ikut berperan aktif mencarikan solusi.
“Posisi Indonesia di komisi ini adalah mengajak anggota parlemen negera-negera Teluk untuk duduk bersama, berbicara dan bertukar pandangan, saling mendengar untuk solusi yang tepat bagi stabilitas kawasan. Kita sudah menawarkan diri untuk menjadi mediator,” kata Rofi.