Wakil Ketua Gerakan Nasional Pengawal Fatwa MUI Zaitun Rasmin tidak yakin mantan gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) akan dipilih untuk mendampingi Joko Widodo maju di bursa pemilihan presiden periode 2019-2024.
"Saya tidak yakin. Saya tidak yakin itu," kata Rasmin di Hotel Grand Cempaka, Jalan Jenderal Suprapto, Jakarta Pusat, Minggu (15/10/2017).
Menurut Rasmin status Ahok sebagai terpidana kasus penodaan agama membuat peluang Ahok ke panggung pilpres kecil.
"Kan itu masih potensi (survei) saja. Dia kan dihukum dua tahun, dua tahun 2019. Apakah narapidana begitu selesai bisa jadi cawapres? Saya kira tidak," kata dia.
Rasmin tidak yakin masyarakat menerima Ahok karena pernah menjadi terpidana.
"Tentu warga negara akan lebih cerdas memilih," kata Rasmin.
Isu tersebut menggelinding setelah lembaga kajian Indikator Politik Indonesia merilis hasil survei periode 17-24 September 2017. Menurut survei Indikator Politik Indonesia, Ahok mengungguli 15 tokoh, di antaranya Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, sebagia tokoh paling layak menjadi pendamping Jokowi.
"Saya tidak yakin. Saya tidak yakin itu," kata Rasmin di Hotel Grand Cempaka, Jalan Jenderal Suprapto, Jakarta Pusat, Minggu (15/10/2017).
Menurut Rasmin status Ahok sebagai terpidana kasus penodaan agama membuat peluang Ahok ke panggung pilpres kecil.
"Kan itu masih potensi (survei) saja. Dia kan dihukum dua tahun, dua tahun 2019. Apakah narapidana begitu selesai bisa jadi cawapres? Saya kira tidak," kata dia.
Rasmin tidak yakin masyarakat menerima Ahok karena pernah menjadi terpidana.
"Tentu warga negara akan lebih cerdas memilih," kata Rasmin.
Isu tersebut menggelinding setelah lembaga kajian Indikator Politik Indonesia merilis hasil survei periode 17-24 September 2017. Menurut survei Indikator Politik Indonesia, Ahok mengungguli 15 tokoh, di antaranya Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, sebagia tokoh paling layak menjadi pendamping Jokowi.
Fahri Hamzah bicara
Menurut Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah seharusnya nama Ahok sudah tidak dibicarakan lagi. Ahok sudah menjadi terpidana kasus penodaan agama dan sekarang sedang menjalani masa tahanan selama dua tahun.
"Sudahlah, nggak usah diomong-omongin lagilah. Orang juga lagi menjalani masa dia sebagai, mohon maaf ini nggak etis, nggak enak disebut, tapi disebutnya kan narapidana. Jadi itu sudahlah," kata Fahri di DPR, Jakarta, Jumat (13/10/2017).
Fahri mengatakan masih banyak tokoh yang layak memimpin negeri ini. Fahri mengatakan banyak tokoh yang selama ini tak muncul ke panggung politik, tetapi mereka punya kontribusi besar.
"Percaya dirilah kita bahwa sumber kepemimpinan itu banyak, terutama nanti yang akan membebaskan kita dari beban-beban masa lalu," kata dia.
Menurut dugaan politikus yang dipecat dari PKS itu ada kalangan yang bermanuver untuk menarik-narik kembali Ahok ke kancah politik.
"Saya tahu ada teman-teman yang manuver ingin menarik-narik kembali. M8ngkin karena kecewa dengan keputusan pengadilan atau pilkada. Tetapi sudahlah, mari kita lihat ke depan," ujar Fahri.
"Sudahlah, nggak usah diomong-omongin lagilah. Orang juga lagi menjalani masa dia sebagai, mohon maaf ini nggak etis, nggak enak disebut, tapi disebutnya kan narapidana. Jadi itu sudahlah," kata Fahri di DPR, Jakarta, Jumat (13/10/2017).
Fahri mengatakan masih banyak tokoh yang layak memimpin negeri ini. Fahri mengatakan banyak tokoh yang selama ini tak muncul ke panggung politik, tetapi mereka punya kontribusi besar.
"Percaya dirilah kita bahwa sumber kepemimpinan itu banyak, terutama nanti yang akan membebaskan kita dari beban-beban masa lalu," kata dia.
Menurut dugaan politikus yang dipecat dari PKS itu ada kalangan yang bermanuver untuk menarik-narik kembali Ahok ke kancah politik.
"Saya tahu ada teman-teman yang manuver ingin menarik-narik kembali. M8ngkin karena kecewa dengan keputusan pengadilan atau pilkada. Tetapi sudahlah, mari kita lihat ke depan," ujar Fahri.