Tak beberapa lama kemudian masyarakat yang sempat minum air sungai itu tewas yang diduga akibat minum air sungai yang tercemari zat berbahaya yang berasal dari material letusan Gunung Agung.
Namun, masyarakat di lereng Gunung Agung sekarang ini belum apa-apa sudah mengungsi, atau diimbau mengungsi yang tinggal di kawasan rawan bencana, padahal sewaktu letusan tahun 1963 itu aman-aman saja, masyarakat tidak mempunyai kekhawatiran yang berlebihan seperti sekarang ini.
"Oleh sebab itu, saya pilih tinggal di rumah sambil merawat ternak sapi piaraan, meskipun semua anggota keluarga sudah mengungsi," ujar Made Tunas, seperti diwartakan Antara.
Pengalaman Made Tunas itu membuktikan antisipasi itu penting, namun kekhawatiran berlebihan itu tidak penting, karena itu masyarakat perlu mengikuti arahan petugas dari jajaran pemerintahan, sehingga tidak perlu bersikap berlebihan.
Baca Juga: Tiga Pesawat Nirawak Dikerahkan Pantau Gunung Agung