Suara.com - Penanganan kasus penyerangan terhadap penyidik KPK Novel Baswedan sudah enam bulan. Namun, hingga kini polisi belum bisa mengungkap pelakunya.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Raden Prabowo Argo Yuwono mengungkapkan polisi kesulitan menemukan saksi mata.
"Kami masih tetap melakukan proses. Mencari saksi-saksi yang mengetahui dari kasus itu. Kami mencari saksi yang melihat, ada tidak. Sampai sekarang kamu belum menemukan," kata Argo di Polda Metro Jaya, Jumat (13/10/2017).
Saksi mata sulit ditemukan karena tak ada jejak bukti yang bisa menemukannya.
"CCTV sudah kirim ke Australia, hasilnya tidak bisa dilihat karena pecah," kata Argo.
Novel menjadi korban penyiraman air keras pelaku misterius usai melaksanakan salat subuh berjamaah di masjid dekat kediamannya, kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara, Selasa (11/4/2017).
Enam bulan polisi belum mampu mengungkap kasus Novel, tak mengherankan bagi Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah.
"Kasus Pelindo juga sudah 2,5 tahun. Jadi, kasus delay di Indonesia ini banyak. Yang menderita akibat malpraktek hukum itu banyak. Saya nggak mau satu-satu gitu. Ada banyak orang seperti itu," kata Fahri di DPR, Jakarta, Rabu (11/10/2017).
Menurut Fahri polisi bisa begitu lama mengungkap kasus-kasus, terjadi karena tidak ada perbaikan sistem hukum.
"Ini menurut saya karena kita nggak mau memperbaiki sistem," kata dia.
Fahri kemudian menyindir KPK yang juga memiliki banyak kasus yang belum dituntaskan.
"Jangan lupa, malpraktek akibat KPK juga ada banyak. Jadi saya mengajaknya tidak mau konsen ke orang perorangannya. Dari dulu saya mengajak memperbaiki sistem, sebab kalau anda tidak mau memperbaiki sistem, anda juga jadi bagian apa yang menjadi korban sistem itu sendiri. Makanya perlu perbaikan sistem ini," ujar dia.
Sampai sekarang, Novel masih mondok di rumah sakit Singapura untuk menjalani perawatan mata.
Kasus ini menjadi sorotan karena penyerangan terjadi ketika Novel sedang menangani kasus-kasus besar di KPK.
Novel pernah menyebut ada jenderal di institusi kepolisian yang terindikasi menjadi dalang.
Beberapa waktu lalu, polisi sampai membentu tim gabungan. Kemudian disusul membuat sketsa wajah yang diduga pelaku.