Suara.com - Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Wiranto mengatakan ketegangan yang terjadi di tengah masyarakat setiap menjelang pemilihan umum kepala daerah atau pemilihan presiden merupakan bagian dari dinamika. Situasi tersebut tak bisa dihindari karena ada perebutan dukungan antar peserta pemilu.
"Setiap menjelang pilkada, pilpres suhu (politik) naik itu sangat lumrah, karena para kontestan melakukan kampanye yang melibatkan rakyat. Karena kalau rakyat sudah bergerak, tentu sedikit memanas," kata Wiranto usai pertemuan dengan Pengurus Yayasan Perguruan Tinggi Swasta se-Indonesia di kantor Kemenkopolhukam, Jakarta, Jumat (13/10/2017).
Kendati demikian bukan berarti ketegangan boleh dibiarkan. Ketegangan yang berpotensi konflik harus dicegah.
Dia mengimbau semua kalangan untuk berperan aktif mengendalikan situasi menjelang pemilu.
"Kita cegah jangan sampai melebihi batas wajar yang menimbulkan friksi, kegaduhan,konflik horizontal. Itu yang harus dijaga bersama, tidak hanya menkopolhukam, tapi semua stakeholder yang mampu mengendalikan keadaan kami imbau semua, termasuk masyarakat," ujar dia.
Wiranto mengatakan perbedaan pilihan politik merupakan bagian dari kehidupan demokrasi. Namun, kata dia, yang paling penting perbedaan tersebut jangan sampai merusak proses pemilu, proses untuk memilih pemimpin.
"Memanas silakan, karena tidak bisa dihindari. Tapi panasnya jangan sampai terpecah belas sebagai bangsa, dan jangan sampai mengganggu keamanan nasional," kata dia.
Wiranto: Tiap Mau Pemilu Suhu Politik Naik, Itu Lumrah
Jum'at, 13 Oktober 2017 | 13:07 WIB
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
BERITA TERKAIT
Pilkada 27 November 2024 Apakah Libur Nasional? Ini Penjelasan KPU
15 November 2024 | 07:00 WIB WIBREKOMENDASI
TERKINI