Suara.com - Puluhan ulama dari Nahdlatul Ulama mendatangi gedung Komisi Pemberantasan Korupsi, Kamis (12/10/2017). Mereka memberikan dukungan kepada KPK agar terus bekerja memberantas korupsi.
"Kita terpanggil untuk memberikan dukungan kepada KPK. Pertama kami mendukung KPK wajib ada di negeri ini, karena korupsi sekarang ini telah merajalela bahkan telah merusak sendi-sendi kenegaraan, kebangsaan dan kemanusiaan," kata salah satu ulama Marzuki Wahid di gedung KPK, Jalan Kuningan Persada, Jakarta Selatan.
Menurut mereka, Indonesia akan hancur jika peran KPK diperlemah. Berada di belakang KPK untuk melawan bentuk-bentuk pelemahan, seperti Pansus Angket, salah satu cara untuk mewujudkan pemberantasan korupsi di Indonesia.
"Kami akan membela KPK dan berada di belakang KPK. Karena bagi kami KPK adalah keniscayaan negeri ini untuk memberantas korupsi. Kami percaya KPK sepenuhnya untuk memberantas korupsi," katanya.
Baca Juga: Golkar: Tidak Akan Ada Perpanjangan Pansus Angket KPK
Selain mendukung KPK secara kelembagaan, mereka juga mendukung Novel Baswedan yang diserang dengan air keras oleh dua orang tak dikenal pada April lalu.
Apalagi, Novel juga sudah dilaporkan oleh Direktur Penyidikan KPK Brigadir Jenderal Polisi Aris Budiman ke Polda Metro Jaya. Proses penyidikan kasus tersebut kini sedang berjalan.
"Kami mendorong kepolisian untuk menuntaskan pelaku kekerasan terhadap Novel karena Novel Baswedan adalah salah satu penyidik KPK dan mereka sedang bekerja untuk tuntaskan korupsi ini. Sehingga kami mendorong kepolisian dan seluruh aparat untuk menemukan dan menghukum pelaku kekerasan ini sesuai dengan hukum yang berlaku. Nggak pandang bulu siapa pun dia," kata Marzuki.