Suara.com - Mantan vokalis band Punk Inggris yang bergabung dengan gerombolan teroris ISIS, Sally Jones, dilaporkan tewas terkena bom yang dijatuhkan Amerika Serikat, di Suriah.
Sally yang disebut sejumlah media massa sebagai “Ratu Jagal ISIS”, diyakini tewas bersama putranya yang masih berusia 12 tahun, Jojo. Putranya itu juga dikenal sebagai tentara ISIS paling militan.
Seperti dilansir The Guardian, Kamis (12/10/2017), Sally dan putranya tewas di daerah perbatasan Suriah-Irak pada bulan Juni 2017.
Baca Juga: Komunis Cina Dilarang Sembah Tuhan untuk Cegah Korupsi
Sally selama ini dikenal getol menyebar propaganda dan merekrut warga Eropa melalui akun Twitter.
Namun, ketika ISIS semakin terdesak oleh tentara koalisi, Sally terpantau mencoba melarikan diri dari Raqqa—ibu kota kekhalifahan ISIS di Suriah—ke kota Mayadin, perbatasan Suriah.
Juru Bicara Pentagon AS, Maypr Adrian Rankine-Galloway menegasan, informasi tersebut belum terkonfirmasi.
”Kami masih mencoba mengonfirmasi kebenaran informasi tersebut. Sementara ini kami belum memunyai apa pun untuk menguatkan informasi itu,” kata Galloway seperti dilansir the Guardian.
Sally dulu adalah musikus punk rock di Greenwich, London, Inggris. Tapi, kehidupannya berubah setelah menikah dengan teroris ISIS bernama Junaid Hussain.
Baca Juga: Mahasiswa Ingin Anies Tetap Pakai Sistem Ahok karena Teruji
Setelah menikah pada tahun 2013, Sally, Junaid, dan putra dari suaminya yang pertama memutuskan pergi ke Suriah untuk berperang. Juanid sendiri sudah lama tewas dibom tentara AS, yakni tahun 2015.