Kericuhan di Kemendagri Bukan karena Demo, Lantas Apa?

Rabu, 11 Oktober 2017 | 23:25 WIB
Kericuhan di Kemendagri Bukan karena Demo, Lantas Apa?
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Raden Prabowo Argo Yuwono [suara.com/Welly Hidayat]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Raden Prabowo Argo Yuwono mengatakan bahwa pemicu kericuhan yang terjadi di Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Jakarta Pusat, bukan karena aksi unjuk rasa.

Menurutnya, kericuhan di Kemendagri itu berawal dari kedatangan massa yang tergabung dalam Barisan Merah Putih Tolikara yang berjumlah sekitar 30 orang.

"Itu bukan demo, ya. Tapi mereka itu memang ada di Kemendagri ya berkaitan dengan kasus yang ada di MK (Mahkamah Konstitusi)," kata Argo di Polda Metro Jaya, Rabu (11/10/2017).

Ia juga mengatakan bahwa kedatangan massa tersebut ingin bertemu Mendagri Tjahjo Kumolo guna membahas sengketa Pilkada 2017 di Tolikara, Papua.

Namun, karena pertemuan tersebut hanya diwakili Direktur Jenderal Otonomi Daerah Soemarsono, massa tak terima dan kemudian melakukan penyerangan di kantor Kemendagri.

"Yang bersangkutan ingin ketemu Mendagri. Dan Pak Menteri mendelegasikan ke Dirjen Otda dan polpum. Kemudian saat yang bersangkutan mau ketemu, ternyata dari Kemendagri tidak bisa. Jadi, miss komunikasi aja di situ," kata dia.

Diduga massa yang melakukan perusakan merupakan pendukung John Tabo-Barnabas Weya, pasangan calon bupati yang kalah di Pilkada Tolikara.

Argo menyampaikan massa yang berasal dari Papua itu sejak Agustus 2017 sudah berada di Jakarta untuk memantau aktivitas di Kemendagri. "Dia sudah dua bulan di situ menjaga agar tidak ada orang Papua ke situ. Dia memantau saja," kata dia.

Namun, menurut Argo, dari hasil pemeriksaan sementara, kericuhan di Kemendagri tidak direncanakan oleh massa.Ia mengungkapkan ada 15 korban yang mengalami luka-luka akibat kericuhan tersebut.

"Kalau dari Kemendagri jadi korban saja ada 15 orang. Lima orang, kami rawat di RSPAD. Dan 10 kita rawat di poliklinik," ujar Argo merinci.

Dalam kasus ini, polisi telah menangkap 15 pelaku yang dianggap terlibat melakukan pengeroyokan dan penyerangan di kantor Kemendagri. Belasan orang itu kini telah dibawa ke Polda Metro Jaya untuk menjalani pemeriksaan.

Mereka diduga telah melanggar Pasal 170 KUHP tentang Kekerasan Terhadap Orang dan Barang serta Pasal 351 KUHP tentang Penganiayaan Ringan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI