Pengamat: Gatot Nurmantyo Melambung, Prabowo Patut Khawatir

Rabu, 11 Oktober 2017 | 19:32 WIB
Pengamat: Gatot Nurmantyo Melambung, Prabowo Patut Khawatir
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo [suara.com/Kurniawan Mas'ud]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Direktur Lembaga Survei Nasional Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi menilai manuver politik Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo akan membahayakan posisi Prabowo Subianto sebagai pesaing terdekat Joko Widodo pada pemilihan presiden tahun 2019. Sebab, sebagian besar pendukung Gatot berada di basis pendukung Ketua Umum Partai Gerindra tersebut.

"Kalau dilihat dari sisi basis masa, itu lebih membahayakan Pak Prabowo, ya. Dari sisi basis masa, elektablitas Gatot meskipun masih rendah, tapi karakteristik pemilih Gatot itu lebih dekat ke karakteristik pemilih Pak Prabowo ketimbang pemilih Pak Jokowi," kata Burhanuddin di Kantornya, Jalan Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (11/10/2017).

Burhanuddin mengatakan elektabilitas Gatot masih rendah bila dibandingkan dengan bakal calon lainnya seperti Agus Harimurti Yudhoyono, Anies Baswedan, Jokowi, dan Prabowo. Namun, basis pendukung Gatot cenderung berasal dari pemilih muda, Islam, tinggal di Sumatera dan Jawa Barat.

Baca Juga: Fadli Zon Nilai Manuver Gatot Nurmantyo Masih Wajar

"Wilayah-wilayah yang kebetulan secara elektoral itu di Pilpres 2014 mendukung Prabowo bukan mendukung Jokowi. Jadi menurut saya, kalau Gatot makin melambung, itu yang patut khawatir, Prabowo," katanya.

Meski begitu, Burhanuddin melihat Prabowo tidak risau dengan ancaman Gatot tersebut. Dia menilai Prabowo masih nyaman di posisinya sebagai peringkat kedua di bawah Jokowi.

"Karena kebetulan Pak Gatot di survei sampai tanggal 24 september kemarin, tingkat kedikenalannya masih sangat minimal. Kita harus lihat ke depan, apakah elektabilitas Gatot makin meningkat, setelah kemarin dia bikin banyak drama dan manuver politik, apakah kemudian pak Jokowi mengambil untung, karena sejauh ini, Pak Jokowi juga masih aman-aman saja, baik-baik saja dengan Pak Gatot," kata Burhanuddin.

Burhanuddin juga mencurigai ada skenario dibalik manuver Gatot. Sebab, meski tingkat elektabilitasnya untuk menjadi orang nomor satu di Indonesia masih rendah, tapi untuk menjadi calon pendamping Jokowi mendapat banyak dukungan dari masyarakat.

"Mungkin juga ada skenario seperti yang tadi kita potret di publik, elektabilitas Gatot sebagai pendamping paling pantas Pak Jokowi menempati peringkat kedua dibawah Pak Ahok. Meskipun kalau dikerucutkan, makin sedikit jumlah nama yang kita tawarkan, Pak Gatot cenderung menarik dukungan lebih banyak dari calon-calon nama pendamping Jokowi dibanding Pak Ahok," tutup Burhanuddin.

Baca Juga: Survei SMRC: Jokowi Teratas, Gatot Nurmantyo Terbawah

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI