Suara.com - Pemerintah secara serius menjawab tantangan urbanisasi di Jakarta. Salah satunya dengan menyediakan hunian yang terjangkau bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) melalui pembangunan rumah susun sederhana milik (rusunami), dengan konsep transit oriented development (TOD).
"Pembangunan TOD memperlihatkan keseriusan kami mengatasi masalah urbanisasi di perkotaan, baik untuk masyarakat berpenghasilan rendah dan kalangan menengah," kata Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono, dalam sambutan pada groundbreaking TOD Senen, Jakarta, Selasa (10/1/2017).
Ia berharap, TOD akan membuat masyarakat lebih nyaman tinggal di daerah perkotaan.
"Bayangkan, para penghuni rusun akan dijemput kereta setiap hari. Ini merupakan kemewahan tersendiri, karena tidak bertemu dengan kemacetan lalu lintas yang sangat menjemukan," kata Basuki.
Pembangunan proyek rusunami TOD dimulai sejak April 2017 di Tanjung Barat dan Depok. Animo masyarakat yang sangat baik membuat Badan Usaha Milik Negara (BUMN) kembali meluncurkan tiga TOD yang didukung penuh oleh Kementerian PUPR.
Sementara itu, Menteri BUMN, Rini Soemarno, menyatakan, pihaknya akan terus meningkatkan porsi bagi MBR untuk setiap TOD yang dibangun oleh BUMN.
"Untuk TOD Senen porsi MBR 35 persen dan harganya Rp 7 juta per meter persegi. Kami akan mengusahakan harga itu di setiap TOD," janjinya.
TOD Senen dibangun atas kerja sama antara PT Wijaya Karya (Persero) Tbk dengan PT Kereta Api (KAI) di lahan seluas 8.560 meter persegi, dengan investasi sebesar Rp 500 miliar. Kawasan ini dibangun 480 unit bagi MBR dan 480 unit untuk komersial.
Selain TOD Senen, pada hari yang sama juga dibangun TOD Juanda dan Tanah Abang, yang merupakan hasil kerja sama antara PT PP (Persero) Tbk dengan PT KAI. Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, menyatakan menyambut baik sinergi BUMN dalam membangun negeri.
"Di bawah sinergi BUMN dan Kementerian PUPR, ada inisiasi untuk membangun rumah bagi MBR di tengah kota dengan porsi yang terus meningkat, bahkan hingga 35 persen. Selain itu, luas ruangan dari 22 meter persegi jadi 32 meter persegi," ujarnya.
Konsep TOD diharapkan mampu mengurangi kurangnya pasokan rumah (backlog) di Indonesia yang kini mencapai 11,4 juta, sekaligus mengurai kemacetan, dana mengurangi kekumuhan. TOD Juanda dibangun di atas lahan seluas 6 hektare, di atas dua menara (tower), dengan investasi senilai Rp 300 miliar. TOD Juanda menyediakan 171 unit rumah bagi MBR, atau 36 persen dari total unit yang dibangun.
Sementara itu, TOD Tanah Abang akan dibangun di atas lahan seluas 4 ha, yang terbagi menjadi tiga fase. Fase pertama akan dibangun dua tower sebanyak 1.100 unit, dengan porsi MBR sebanyak 35 persen atau 385 unit.
Turut hadir dalam acara tersebut, Inspektur Jenderal Kementerian PUPR, Rildo Ananda Anwar, Direktur Jenderal (Dirjen) Penyediaan Perumahan Kementerian PUPR, Syarif Burhanuddin, Sampu Bidang Ekonomi dan Investasi, M. Natsir, Sampu Bidang Hubungan Antar Lembaga, Luthfiel Annam Achmad, dan Kepala Biro Komunikasi Publik, Endra S. Atmawidjaja.
(** Artikel ini merupakan kerja sama Kementerian PUPR dengan Suara.com)