Suara.com - Untuk menarik perhatian pemerintah agar serius membenahi pengelolaan BUMN, korban pemutusan hubungan kerja yang tergabung dalam Awak Mobil Tangki Pertamina akan aksi longmarch dari Bandung ke Jakarta pada Jumat (13/10/2017).
Dalam konferensi pers di kantor Lembaga Bantuan Hukum, Jalan Pangeran Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (10/10/2017), lalu, Ketua AMT Pertamina Nuratmo mengatakan long march akan diikuti sebanyak 50 orang.
Penampilan peserta aksi akan menarik perhatian publik. Mereka akan mengenakan busana seperti zombie. Pilihan busana dimaksudkan untuk menunjukkan adanya ketidakadilan yang mereka rasakan.
"Jadi pertama memang sengaja angkat aksi zombie ini pertama menyimpulkan mengenai aksi penindasan yang dilakukan oleh Pertamina terhadap buruh," katanya.
Bagi mereka zombie merupakan simbol kematian hukum di negeri ini. Menurut data yang disampaikan Nuratmo, sekitar 1.095 buruh PT. Pertamina Patra Niaga dan PT. Petrofin Elnusa yang berada dalam sengketa PHK sudah mencari keadilan kemana-mana, namun tak menemukan harapan.
Persiapan aksi long march sejauh ini sudah hampir 100 persen selesai.
"Kami akan pakai seragam kerja, rompi, topi Pertamina karena kita kerja kan berpenampilan seperti itu ya paling ada bercak-bercak darah bekas kecelakaan, tangan-tangan putus kaki yang putus yang seperti itu," kata dia.
Titik akhir aksi di Jakarta yaitu di depan Istana Merdeka, Jakarta Pusat. Tempat ini dipilih karena merupakan kantor Presiden Joko Widodo. Jokowi mereka anggap sebagai orang yang paling bertanggungjawab atas masalah di BUMN yang kemudian berdampak pada pekerja.
Sekretaris Jenderal Politik Rakyat Yoyo mengatakan long march akan memakan waktu sekitar delapan hari.
"Dimulai dari Gedung Sate, jam tiga habis salat Jum'at. Rutenya Bandung, Padelarang, Purwakarta, Kerawang, Bekasi kabupaten, ke Kota Bekasi, baru kita ke Istana Negara. Perkirakan butuh waktu delapan hari Bandung-Istana. Yang di setiap titik akan ada penyambutan-penyambutan," tutur Yoyo.