Muslimah yang Sedang Hamil Diseret Keluar Pesawat AS

Reza Gunadha Suara.Com
Minggu, 08 Oktober 2017 | 07:43 WIB
Muslimah yang Sedang Hamil Diseret Keluar Pesawat AS
Seorang muslimah yang tengah hamil bernama Anila Daulatzai mengakui menjadi korban aksi seksis dan rasialis, setelah terekam video dipaksa keluar dari pesawat maskapai penerbangan Southwest Airlines. [Twitter/NBC News]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Seorang muslimah yang tengah hamil bernama Anila Daulatzai mengakui menjadi korban aksi seksis dan  rasialis, setelah terekam video dipaksa keluar dari pesawat maskapai penerbangan Southwest Airlines.

Padahal, seperti dilansir Independent, Jumat (6/10/2017), profesor di Maryland Institute College of Art tersebut tengah hamil.

Anila dipaksa keluar oleh dua polisi dari pesawat tersebut pada pekan lalu, saat dirinya hendak terbarng dari Bandara Baltimore-Washington menuju Los Angeles.

Baca Juga: Baru Menikah Tiga Hari, Guru SD Meninggal

Insiden itu sendiri direkam oleh penumpang lain dan menjadi viral di dunia maya. Dalam video itu, Anila tampak meronta-ronta saat dua polisi memegang tubuhnya untuk menyeret keluar pesawat.

Manajemen maskapai tersebut membantah peristiwa tersebut sebagai bentuk aksi seksis dan rasialis karena sang profesor adalah perempuan Muslim.

Menurut manajemen maskapai itu, Anila diminta keluar karena ia mengakui alergi terhadap anjing. Sementara di pesawat itu terdapat 2 anjing milik penumpang lain.

Ia lantas diminta keluar pesawat, karena pihak maskapai mengkhawatirkan alergi Anila kambuh dan membahayakan nyawanya saat penerbangan.

Namun, pengacara Anila menepis klaim manajemen maskapai tersebut.

"Klienku telah diprofilekan, diinterogasi, ditahan, dibuatkan laporan palsu oleh maskapai itu. Ia dipermalukan melalui aksi rasilais karena dia perempuan, bukan kulit putih, dan seorang muslim," kata pengacara Anila dalam pernyataan resmi kepada media.

Sang pengacara menegaskan, Anila memang memberitahu petugas penerbangan bahwa dirinya alergi terhadap binatang.

Namun, kata dia, kliennya tak pernah mengklaim alergi itu bisa membahayakan nyawanya sendiri jika melakukan penerbangan.

Pihak maskapai awalnya meminta Alina yang sudah duduk di kursinya, untuk keluar dari pesawat dengan alasan di dalam kabin itu terdapat 2 anjing yang bisa memicu alergi.

Tapi, karena si penumpang menolak, pihak maskapai tadi memanggil polisi otoritas transportasi Maryland untuk memaksa perempuan hamil itu keluar.

"Polisi menariknya dari kursi, di mana ikat pinggang keamanan masih terpasang. Itu membahayakan janinnya. Padahal, itu adalah masa kehamilannya yang pertama. Ia lantas diseret keluar sehingga celananya robek. Dia dipermalukan di hadapan publik." terang sang pengacara.

Setelah diseret keluar, polisi juga sempat menahan dan menuntut Alina karena dinilai melakukan tindakan tak tertib, menolak penangkapan, dan sejumlah pelanggaran ringan lain.

Sementara dalam pernyataan resminya, polisi otoritas transportasi Maryland membantah bertindak kasar atas dasar rasialis dan seksis terhadap Anila.

“Apa yang kami lakukan terhadapnya sudah sesuai prosedur. Kalaupun dianggap tidak begitu, ada jalur untuk menyelesaikannya, tapi yang jelas bukan dari saluran-saluran media,” demikian pernyataan kepolisian.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI