"Saya yang menjamin jika masyarakat yang tinggal di luar kawasan rawan bencana (KRB) aman. Jika memang terjadi letusan baru kemudian dilakukan tindakan pengamanan lanjutan," ujarnya.
Gunung Agung sejak 22 September berstatus Awas atau Level IV. Hingga Sabtu (7/10) telah memasuki hari ke-15, situasinya tetap mempunyai potensi erupsi.
Sejak Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral meningkatkan status Gunung Agung menjadi Awas, wilayah steril yang semula radius enam kilometer dari puncak gunung itu, diperluas menjadi sembilan kilometer.
Selain itu ditambah perluasan wilayah sektoral yang semula 7,5 kilometer menjadi 12 kilometer ke arah utara, timur laut, tenggara, dan selatan-barat daya sehingga kawasan yang berbahaya dalam radius 12 kilometer dari Gunung Agung harus dikosongkan.
Baca Juga: Satu Pengungsi Gunung Agung di Tabanan Meninggal Dunia
Meskipun aktivitas gunung terus meningkat, hanya masyarakat di 28 desa di lereng Gunung Agung yang masuk dalam kawasan rawan bencana yang diwajibkan untuk mengungsi ke tempat aman.
Diperpanjang Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Willem Rampangilei mengatakan pihaknya memperpanjang masa siaga darurat Gunung Agung hingga 16 Oktober 2017.
Semula, masa siaga darurat itu sejak 22 September hingga 1 Oktober 2017 dan diperpanjang selama dua minggu, karena sampai sekarang rata-rata tidak ada penurunan bahkan menunjukkan kecenderungan aktivitas vulkanik gunung tersebut yang meningkat.
Keputusan memperpanjang masa siaga darurat itu telah melalui diskusi BNPB, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Pemkab Karangasem, dan pihak terkait lainnya.
"Kami menghadapi ketidakpastian. Ini salah satu tantangan terberat tetapi kami siap jika hal buruk terjadi," ujar Willem Rampangilei yang siaga di Bali sejak awal September lalu ketika aktivitas Gunung Agung mulai menigkat.
Baca Juga: Ada Posko Pengungsian Hewan Korban Gunung Agung
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) hingga Kamis (5/10) pukul 12.00 Wita, mencatat tingkat kegempaan masih tinggi, untuk vulkanik dangkal mencapai 93 kali, vulkanik dalam 113 kali, dan tektonik lokal 18 kali.