Suara.com - Miwa Sado, jurnalis politik Nippon Hōsō Kyōkai (NHK) Jepang, meninggal dunia setelah ditugaskan lembur 159 jam selama sebulan oleh atasannya.
Ia ditemukan ditemukan sudah tak bernyawa di rumahnya, Juli 2013. Ketika itu ia baru berusia 31 tahun. Dokter menyebut Sado meninggal karena gagal kongestif hati. Ketika ditemukan tewas, Sado masih menggenggam telepon seluler.
Sebulan sebelumnya, Juni 2013, Sado ditugaskan oleh atasannya meliput pemilihan anggota parlemen tinggi dan rendah Tokyo. Karena pemilihan itu berlangsung lama, ia harus lembur selama 159 jam pada bulan tersebut, sebelum akhirnya dinyatakan tewas.
"Tapi, Mei 2014, kantor urusan perburuhan yang melakukan investigasi menyatakan, Sado meninggal dunia karena kelelahan setelah terus bekerja lembur. Untuk itu kami (NHK) meminta maaf," demikian pernyataan NHK dalam laman daringnya, NHK.or.jp, Jumat (6/10/2017).
Baca Juga: Ngaku Nabi Adam, Sutrisno Bolehkan Jemaahnya Seks Bebas
”NHK memandang perlu memublikasikan hasil investigasi kejadian itu kepada seluruh staf dan publik, untuk menegaskan kembali tekat kami guna mereformasi sektor perburuhan kami. Dengan begitu, kami berharap ke depan tak lagi ada kasus seperti ini,” tambah pernyataan NHK.
Dalam artikel itu juga NHK mengakui, orang tua Sado masih tak mau menerima kenyataan bahwa putrinya meninggal karena kelelahan bekerja.
Sementara dalam sebuah konferensi pers, Presiden NHK Ryoichi Ueda mengatakan sangat menyesalkan kehilangan Sado.
”Terlepas dari kesalahan sistem kerja kami, saya meminta maaf dan turut menyesal kehilangan Sado yang selama ini menjadi jurnalis baik dan mendedikasikan diri untuk penyiaran publik,” terangnya.
Ueda lantas bersumpah untuk terus melakukan reformasi sistem perburuhan NHK, termasuk meninjau seluruh praktik kerja jurnalisnya.
Baca Juga: Polisi Telisik Tuduhan Eggi Sudjana Sebarkan Kebencian SARA
”Aku bersumpah demi keluarga mendiang Sado untuk melakukan reformasi itu,” tegasnya.