Setelah Pensiun, Jenderal Gatot Berpeluang Masuk Kabinet

Jum'at, 06 Oktober 2017 | 15:36 WIB
Setelah Pensiun, Jenderal Gatot Berpeluang Masuk Kabinet
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo [suara.com/Kurniawan Mas'ud]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
Pengamat politik Universitas Paramadina Djayadi Hanan menilai saat ini nama Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo belum diperhitungkan sebagai calon presiden atau wakil presiden. Indikatornya hasil survei yang menunjukkan elektabilitas Gatot berada di urutan bawah.

"Di jejak pendapat nama beliau belum terlalu signifikan. Data SMRC (Saiful Mujani Research and Consulting) bulan Mei lalu menyebutkan elektabilitasnya baru dua persen," kata Djayadi kepada Suara.com, Jumat (6/10/2017).

Hanan memprediksi peluang Gatot semakin menipis setelah pensiun pada Maret 2018 nanti. Setelah pensiun, menurut perkiraan Hanan, Gatot bakal kesulitan mendongkrak elektabilitas.

"Modalnya dia sekarang sebagai Panglima TNI. kalau dia sudah nggak jadi Panglima TNI, maka modalnya hilang‎. Seperti mantan mantan Panglima TNI sebelumnya, setelah pensiun namanya redup, contohnya Moeldoko, Djoko Santoso dan lainnya," ujar dia.

Tapi yang namanya politik bisa saja terjadi perubahan yang tak terduga.

Djayadi menilai Gatot punya peluang masuk Kabinet Kerja setelah pensiun, mengingat dia punya kedekatan dengan Presiden Joko Widodo. Gatot dan Jokowi punya hubungan baik, salah satu indikatornya adalah meskipun Gatot kerab membuat manuver, Jokowi tidak menegurnya.

"Dia sangat mungkin bisa masuk kabinet Jokowi kalau sudah ‎pensiun dan sudah nggak menjabat Panglima TNI. Sebab hubungannya dengan Jokowi sampai sekarang baik-baik saja. Kalau Jokowi menjabat lagi sebagai Presiden periode kedua, bisa jadi Gatot masuk kabinet," kata dia.

Langkah yang diambil Gatot yang menarik perhatian, antara lain sikapnya terhadap gerakan demonstrasi 2 Desember 2016 atau menjelang pilkada Jakarta.

Baru-baru ini, Gatot kembali menyita perhatian lewat statement menyebut ada lembaga yang mengadakan 5.000 senjata dengan mencatut nama Presiden, kemudian instruksi kepada semua jajaran TNI untuk nonton bareng bareng film Pengkhianatan G30S/PKI.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI