Suara.com - Kepala Departemen Kampanye Wahana Lingkungan Hidup Khalisha Khalid mengatakan Indonesia saat ini sudah dalam kondisi darurat merkuri. Sebab pencemaran merkuri sudah tersebar di seluruh penjuru Tanah Air.
"Kenapa bisa begitu, karena tidak ada pengawasan dari negara terkait penggunaan merkuri ini. Apalagi, ternyata Indonesia sebagai produsen dan pengguna merkuri terbesar di dunia," kata Alin dalam konferensi pers di Kantor Walhi, Jakarta Selatan, Jumat (6/10/2017).
Alin mencontohkan salah satu daerah yang tengah mengalami darurat merkuri ada di Kelurahan Poboya, Kecamatan Mantikulore, Kota Palu.
"Di sana itu banyak tambang ilegal yang menggunakan merkuri bahkan sianida. Sekitar 350 ribu warga Kota Palu terancam terpapar bahan kimia berbahaya itu. Ini salah satu bukti kalau pengawasan dari pemerintah sangat minim," katanya.
Baca Juga: Luhut Yakin Pengembang Reklamasi Penuhi Syarat Lingkungan Hidup
Mirisnya lagi, Walhi mendapati bahwa Indonesia telah menjadi produsen dan pengguna merkuri terbesar di dunia.
“Produksi merkuri salah satunya ada di Pulau Seram di Maluku ini baru salah satunya. Miris, kita sebagai pengekspor tapi kita juga sebagai penggunanya ini miris sekali,” ujarnya.
Walhi meminta Presiden Joko Widodo mengatasi permasalahan ini untuk menghentikan aktivitas pertambangan ilegal. Sayangnya, saat ini pemerintah saling lempar tanggungjawab.
“Jangan sampai keturunan kita rusak dan tidak bisa membangun bangsa karena terdampak merkuri ini,” katanya.
Baca Juga: Indonesia- Norwegia Kerjasama Lingkungan Hidup dan Kehutanan