Wakil Perguruan Tinggi Kumpul di DKI, Kompak Lawan Radikalisme

Siswanto Suara.Com
Kamis, 05 Oktober 2017 | 13:28 WIB
Wakil Perguruan Tinggi Kumpul di DKI, Kompak Lawan Radikalisme
Rektor Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang Sirozi [suara.com/Handita Fajaresta]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Rektor Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang Sirozi mengatakan pertemuan pimpinan perguruan tinggi seluruh Indonesia dengan tema Aksi Kebangsaan Melawan Radikalisme, hari ini, merupakan wujud edukasi budaya. Radikalisme yang dimaksud yaitu penggunaan kekerasan dan pemaksaan dalam mencapai tujuan.

"Ini kan sebagai bentuk edukasi budaya, semua bentuk radikalisme. Radikalisme itu kan bukannya larangan belajar agama, bukannya larangan mengamalkan agama, bukan. Yang kita maksud radikalisme itu adalah menggunakan kekerasan dan pemaksaan mencapai tujuan, itu saja. Ya misalnya (contohnya), aspirasi belum tercapai. Lalu, melakukan perusakan-perusakan gitu kan, melakukan teror, melakukan sabotase-sabotase ini kan salah satu bentuk radikalisme namanya. Nah, karena Pancasila itu sudah mengajarkan kepada kita. Kita sudah ada sistem. Segala sesuatu bisa kita tempuh dengan cara musyawarah mufakat," kata Sirozi di Hotel Alia, Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (5/10/2017).

Sebanyak 18 perwakilan perguruan tinggi menyatakan siap berkontribusi melawan radikalisme.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengajak seluruh civitas akademika menjadi pelopor dalam menjaga kesatuan Republik Indonesia.

Mahasiswa sebagai agen perubahan pada Tri Dharma Perguruan Tinggi menjadi tujuan utama agar tidak rentan dalam menghadapi permasalahan di masa mendatang.

Setelah menyampaikan pidato pada aksi melawan radikalisme di Nusa Dua, Bali, pada Selasa (26/9/2017), pertemuan ini menjawab permintaan Presiden Jokowi.

Sirozi berharap acara ini sukses seperti yang sudah dilaksanakan di Bali.

"Nah, dan mudah-mudahan kalau kita lihat partisipasi, pimpinan-pimpinan perguruan tinggi ketika di Bali ini luar biasa. Dari empat ribu pimpinan perguruan tinggi, lebih dari tiga ribu itu hadir pada kesempatan itu. Semuanya ikut membaca deklarasi, semuanya mendengar arahan dari presiden, dari kapolri, dari menteri-menteri kita," katanya.

Kampus diharapkan berperan memperkuat Pancasila dengan menolak segala aktivitas yang mengarah radikalisme.

"Jadi kita harapkan ini nanti akan terus setiap, tentu kan kegiatannya tergantung pada event apa momen apa tergantung kita punya dana atau tidak, tapi spiritnya. Sebenarnya membangunkan ya, perguruan tinggi bahwa tidak cukup kita mendidik anak-anak kita, tapi kita juga harus memperhatikan. Ini loh, bangsa ini sedang mengalami masalah, negara ini sedang menghadapi masalah. Do something. Ya, lakukan sesuatu." (Handita Fajaresta)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI