Kontras Khawatir TNI Berambisi Kembali Berpolitik

Kamis, 05 Oktober 2017 | 12:17 WIB
Kontras Khawatir TNI Berambisi Kembali Berpolitik
Di atas kapal laut KRI Dr. Soeharso - 990, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menjadi inspektur upacara [suara.com/Welly Hidayat]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

- Mei 2017, Panglima Gatot berseteru dengan Polri dengan menolak penyelidikan Mabes Polri atas tuduhan makar untuk berbagai gelombang demonstrasi kelompok Islam yang menguat di akhir tahun 2016. Penolakan makar ia sampaikan sebagai upaya untuk mengajak warga tidak takut dengan situasi politik terkini.

- Mei 2017, Panglima Gatot hadir di tengah Rapat Pimpinan Nasional Partai Golkar, membacakan puisi berjudul Tapi Bukan Kami, berisi kritikan kepada pemerintah untuk situasi nasional mutakhir.

- Juni 2017, Panglima Gatot memimpin ibadah tarawih berjamaah di bawah guyuran hujan sebagai bagian dari ‘Silahturahmi safari Ramadhan 2017’ bersama dengan ribuan santri dan ulama.

- Instruksi Panglima untuk melakukan nonton bareng film G30S/PKI yang ternyata tidak hanya diinstruksikan kepada jajaran internalnya, melainkan juga ajakan kepada warga sipil di sekitar markas TNI.

Baca Juga: Pengganti Jenderal Gatot Seharusnya dari Angkatan Udara

“Setidaknya delapan situasi di atas bisa menggambarkan secara implisit bahwa sebenarnya TNI sebagai aktor masih memiliki ambisi untuk mengembalikan lagi spirit Dwi Fungsi ABRI: Militer yang sibuk berpolitik,” tulis Kontras lagi.

Kontras menilai rentetan kegaduhan politik nasional yang kembali menyeret TNI dalam pusaran gelanggang politik tersebut tidak terlepas dari lemahnya peran sipil dalam upaya pengawasan.

“Dalam hal ini, minimnya upaya koreksi serta evaluasi yang dilakukan oleh Komisi I DPR RI sebagai perwujudan kedaulatan rakyat serta gagalnya Presiden dalam menegakan simbol supremasi sipil, tak pelak menjadi magnet kuat yang menyeret TNI kedalam pusaran politik,” tulis Kontras.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI