Sementara itu Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X menganggap penamaan jalan ini merupakan peristiwa penting dalam sejarah perjalanan bangsa Indonesia.
"Peristiwa ini saya anggap menjadi peristiwa yang sangat penting dalam sejarah perjalanan bangsa," kata Sultan.
Senada dengan Aher, Sultan juga punya harapan, sebagai dua suku bangsa terbesar di Indonesia tidak perlu mengungkit konflik sejarah masa lalu yang penuh dendam, prasangka dan kebencian.
"Saya sependapat dengan apa yang dikatakan Pak Gubernur (Jabar). Kami sebetulnya hanya punya harapan yaitu dendam, prasangka maupun kebencian yang akhirnya menuntut kita untuk melupakan masa lalu yang penuh kekeliruan dan kesalahan dan kita juga perlu saling memaafkan," kata Sultan.
Di lain pihak, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil, juga mengapresiasi penamaan jalan Padjajaran dan Siliwangi di kota yang terkenal dengan masakan gudeg-nya itu.
"Sejarah & Kehormatan bagi masy Sunda atas pemberian nama jalan ring road Yogya jadi jln Siliwangi & Pajajaran ol Sri Sultan HBX. Matur Nuwun," tulis Kang Emil, sapaan akrabnya, di akun Twitter-nya, @ridwankamil.
Sejarah & Kehormatan bagi masy Sunda atas pemberian nama jalan ring road Yogya jadi jln Siliwangi & Pajajaran ol Sri Sultan HBX. Matur Nuwun pic.twitter.com/Vi894WPP7u
— ridwan kamil (@ridwankamil) 3 Oktober 2017
Ruas jalan arteri ini sendiri merupakan jalan nasional sepanjang 36 Km yang dibagi menjadi tiga ruas jalan yaitu jalan arteri utara-barat, jalan arteri utara dan jalan arteri selatan.
Tiga ruas jalan arteri tersebut dibagi lagi menjadi enam ruas jalan dan dua diantaranya diberi nama jalan Padjajaran dan jalan Siliwangi.
Baca Juga: Beralih Jadi Petinju, Mantan Kapten MU Ini Lakukan "Gimmick"?
Sementara empat ruas jalan lainnya diberi nama jalan Brawijaya, Jalan Majapahit, Jalan Ahmad Yani dan Jalan Prof Dr Wirjono Projodikoro.