Kisah Remaja Pulih dari Mati Otak Usai Kecelakaan Parah

Siswanto Suara.Com
Selasa, 03 Oktober 2017 | 10:57 WIB
Kisah Remaja Pulih dari Mati Otak Usai Kecelakaan Parah
Ilustrasi otak. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
Setelah mendapat kabar dari dokter bahwa anak mereka mengalami mati otak setelah kecelakaan, keluarga ini tak kehilangan harapan dan tetap percaya akan datangnya keajaiban.

Saat itu, pada Mei 2014, Jane Owen (56) dan keluarga sedang berlibur ke pantai di wilayah Barat Daya Inggris. Sayangnya, liburan mereka terhenti karena anak perempuan, Emily (saat itu berusia 13 tahun) ditabrak mobil. Emily mengalami luka serius pada bagian kepala dan wajah.

Emily terpaksa dibawa ke Rumah Sakit Bristol Royal untuk mendapat perawatan darurat.

"Begitu kami dapat menemuinya, ia tak dapat dikenali. Kepalanya sangat bengkak dan tangan kanannya diperban," ujar Jane dikutip dari Mirror.

Setelah operasi untuk melepaskan tekanan di bagian tengkorak, Emily dipindahkan ke Rumah Sakit Addenbrooke, Cambridge, yang lebih dekat dengan rumah.

Dokter mengatakan bahwa Emily tidak akan bisa pulih karena mengalami mati otak dan keluarga harus bersiap-siap untuk keadaan terburuk.

"Saya mati rasa. Saya tidak bertanya tentang apa yang dokter katakan, karena sejak kecelakaan tidak ada tanda-tanda adanya kemajuan untuk Emily. Tetapi sebagian dari diri saya berharap dokter salah," kata Jane. 

Untunglah keajaiban terjadi. Dua hari setelahnya, hasil pemeriksaan Emily tidak menunjukkan kerusakan yang sebelumnya diduga sangat parah. Bahkan, dalam enam bulan Emily sudah melepas alat bantu dari rumah sakit. 

Suatu hari, Emily akhirnya sadar.  Perkembangan kesehatan Emily sangat pesat ketika dibantu oleh pusat rehabilitasi Children's Trust. Dalam satu minggu, Emily sudah bisa berjalan dan kembali berbicara, walaupun terbata-bata.

Berkat semangat hidupnya, Emily  kini sudah berusia 17 tahun. Dia sudah menyelesaikan sekolah. Dia menyelesiakan pendidikan dengan nilai yang cukup memuaskan. Sekarang, ia sedang menjalani kuliah bisnis dengan cita-cita ingin menjadi bankir seperti ibunya.

"Banyak orang bertanya bagaimana kami bisa melewati semua ini dan ini sangat sulit untuk dijelaskan. Tetapi dari awal kami tidak pernah melepaskan harapan bahwa dokter bisa saja salah," kata Jane.(Marcella Oktania)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI