Suara.com - Orang Turki menyukai senjata mereka, yang berdasarkan sejarah tak bisa dipindahkan tapi sekarang menjadi komponen yang tak diinginkan dalam tradisi dan kebudayaan Turki.
Penyebaran senjata api telah menjadi momok sosial karena peningkatan orang mempersenjatai diri di negara tempat setiap tahun. Hampir 3.000 orang terlibat dalam baku-tembak dan kebanyakan mematikan.
Lebih dari 1.500 orang menemui ajal akibat kekerasan yang melibatkan senjata api dalam delapan bulan pertama 2017. Hal ini dari data yang dikumpulkan dan disiarkan pekan lalu oleh Umut Foundation, organisasi non-pemerintah terkenl yang memelopori pelobi anti-senjata di Turki.
Data itu, yang disiarkan untuk memperingati Hari Perlucutan Senjata Dunia pada 28 September, juga memperlihatkan bahwa persenjataan individu meningkat sampai 27 persen dibandingkan dengan tahun lalu. Laporan Umut Foundation tersebut disiapkan berdasarkan keterqangan yang dikumpulkan dari media lokal dan nasional berkaitan dengan kekerasan yang melibatkan penggunaan senjata.
Baca Juga: Kontras Minta Penggunaan Senjata Api Oleh Polisi Dievaluasi
"Sayangnya, kita dipaksa menghadapi kenyataan bahwa persenjataan individu meningkat akibat kurangnya pencegahan di negara kita," demikian isi pernyataan yang disiarkan oleh yayasan itu.
Menurut peristiwa yang terjadi di media dari awal 2016 sampai September 2016, sebanyak 1.990 pembunuhan terjadi, sedangkan 2.525 peristiwa yang berpangkal dari persenjataan individu terjadi dari awal 2017 sampai 22 September, dikutip dari Xinhua.
Pada masa yang sama tahun ini, 1.575 orang menemui ajal akibat kekerasan yang melibatkan penggunaan senjata dan 2.670 orang lagi cedera.
Laporan tersebut mengatakan ada 25 juta senjata milik pribadi di Turki, 85 persen di antaranya tak terdaftar.
"Masalah ini telah mendapat bagian yang mengkhawatirkan dan ini sangat serius. Terjadi kenaikan dramatis kasus pembunuhan dengan menggunakan senjata pribadi. Setiap hari 10 orang tewas di Turki dengan cara ini," kata Ayhan Akcan, seorang ahli ilmu jiwa dan ahli dalam pengendalian senjata yang mengusulkan pemantauan ketat oleh negara atas senjata api.
Menurutnya, hanya sebanyak 15 persen senjata didaftarkan dan sangat mudah untuk mendapatkan senjata," katanya. Ia menyatakan, kepemilikan senjata sudah menjadi budaya di Turki, akibat dari "mental orang timur".
Baca Juga: Banyak Warga Halmahera Utara Simpan Senjata Api di Rumah
"Itu adalah tanda kejantanan di daerah pedesaan serta di kota besar. Setiap tahun, puluhan orang terbunuh oleh peluru nyasar selama upacara perkawinan atau pesta lain karena pihak yang berbahagia melepaskan tembakan secara membabi-buta ke udara untuk acara perayaan," kata Akcan.