Direktur Eksekutif Media Survei Nasional Rico Marbun mengatakan 40,6 persen responden yang disurvei jelang pemilu presiden tahun 2019 menginginkan tokoh alternatif selain Joko Widodo dan Prabowo Subianto.
"Publik saat ini sedang mencari figur alternatif di luar Pak Jokowi dan Prabowo," ujar Rico di acara peluncuran hasil survei bertema Pilpres 2019: Jokowi Vs Prabowo atau ada figur alternatif? di rumah makan Bumbu Desa, Cikini, Jakarta Pusat, Senin (2/10/2017).
Rico mengatakan banyak orang mengatakan Jokowi unggul dari Prabowo.
"Tapi kalau kami membaca, masyarakat yang menjatuhkan pilihan tidak pada kedua orang ini jauh lebih besar," kata Rico.
Survei Media Survei Nasional dilakukan dalam kurun waktu 14-22 September 2017 dengan melibatkan 1.000 responden. Margin of error dalam survei kurang lebih 3,1 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Survei menunjukkan elektabilitas Jokowi mencapai 36 persen, Prabowo (23,2 persen), Susilo Bambang Yudhoyono (8,4 persen), Anies Baswedan (4,4 persen), Gatot Nurmantyo (2,8 persen), Jusuf Kalla (2,6 persen), Hari Tanoesoedibjo (1,5 persen), Aburizal Bakrie (1,3 persen), Ridwan Kamil (1,2 persen), dan Tri Rismaharini (1,0 persen), dan tokoh lainnya 4,1 persen.
"Ada 40,6 persen publik tidak ingin Prabowo dan tidak ingin Jokowi," kata dia.
Rico juga mengatakan adanya tren penguatan elektabilitas Yudhoyono. Itu terjadi karena sebagian responden menilai perekonomian sekarang tak lebih baik dari zaman Yudhoyono.
Dalam survei 32,4 persen menjawab ekonomi lebih baik di zaman Yudhoyoo, 30,1 persen menjawab ekonomi lebih baik di zaman Jokowi, 26 persen responden menjawab sama saja, dan yang menjawab tidak tahu 11,0 persen.
"32,4 persen publik menganggap bahwa kondisi ekonomi di masa kepemimpinan SBY lebih baik dibanding masa kepemimpinan Jokowi," kata Rico.
"Publik saat ini sedang mencari figur alternatif di luar Pak Jokowi dan Prabowo," ujar Rico di acara peluncuran hasil survei bertema Pilpres 2019: Jokowi Vs Prabowo atau ada figur alternatif? di rumah makan Bumbu Desa, Cikini, Jakarta Pusat, Senin (2/10/2017).
Rico mengatakan banyak orang mengatakan Jokowi unggul dari Prabowo.
"Tapi kalau kami membaca, masyarakat yang menjatuhkan pilihan tidak pada kedua orang ini jauh lebih besar," kata Rico.
Survei Media Survei Nasional dilakukan dalam kurun waktu 14-22 September 2017 dengan melibatkan 1.000 responden. Margin of error dalam survei kurang lebih 3,1 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Survei menunjukkan elektabilitas Jokowi mencapai 36 persen, Prabowo (23,2 persen), Susilo Bambang Yudhoyono (8,4 persen), Anies Baswedan (4,4 persen), Gatot Nurmantyo (2,8 persen), Jusuf Kalla (2,6 persen), Hari Tanoesoedibjo (1,5 persen), Aburizal Bakrie (1,3 persen), Ridwan Kamil (1,2 persen), dan Tri Rismaharini (1,0 persen), dan tokoh lainnya 4,1 persen.
"Ada 40,6 persen publik tidak ingin Prabowo dan tidak ingin Jokowi," kata dia.
Rico juga mengatakan adanya tren penguatan elektabilitas Yudhoyono. Itu terjadi karena sebagian responden menilai perekonomian sekarang tak lebih baik dari zaman Yudhoyono.
Dalam survei 32,4 persen menjawab ekonomi lebih baik di zaman Yudhoyoo, 30,1 persen menjawab ekonomi lebih baik di zaman Jokowi, 26 persen responden menjawab sama saja, dan yang menjawab tidak tahu 11,0 persen.
"32,4 persen publik menganggap bahwa kondisi ekonomi di masa kepemimpinan SBY lebih baik dibanding masa kepemimpinan Jokowi," kata Rico.