Lebih jauh, Bambang menuturkan hari ini tim Fapet UGM yang terdiri dari Bambang Suwignyo sebagai koordinator, Wakil Dekan Bidang Keuangan, Aset, dan Sumber Daya Manusia Fapet UGM I Gede Suparta Budi Satria, dan Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Budi Guntoro bersama dua mahasiswa relawan menuju ke salah satu posko ternak di Tista, Kecamatan Kubu, Kabupaten Karangasem. Tim berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana dari unsur Dinas Peternakan, IGK Nata Kusuma.
“Bahwa saat ini ada 40 titik lokasi ternak disiapkan. Sebanyak 3.000 ekor sapi sudah di evakuasi dari 20 riba ekor yang ada. Sedangkan jumlah pengungsi sudah mencapai 144 ribu orang dari perkiraan hanya 70 ribu,” ungkap Bambang.
Saat ini, katanya, sumber pakan hijauan yang lebih diutamakan karena masih sangat kurang. Konsentrat relative, sudah ada beberapa donor yang bersedia membantu.
“Walau so far, kita belum bisa memprediksi sampai berapa lama situasi darurat ini,” kata Bambang.
Pakan Fermentasi
Bambang menyatakan, bahwa Posko bersama selain bersiap dengan stok pakan konsentrat juga menawarkan program edukasi pengurangan risiko bencana.
“Kami usulkan program membuat pakan fermentasi dengan melibatkan para pengungsi. Pakan fermentasi dapat disimpan dalam waktu lama dengan tidak rusak, sehingga dapat untuk antisipasi stock andai erupsi berlangsung lama,” ujar Bambang.
Setidaknya, kata dia, membuat stock pakan fermentasi akan mengurangi frekuensi peternaik naik ke KRB zona merah (0 sd 6 kilometer) dan kuning (6 sd 12 kilometer). Pelibatan pengungsi selain ada edukasi, juga dapat menjadi wahana interaksi dan mengurangi stres di pengungsian, kata dia.