Suara.com - Ratusan polisi dikerahkan untuk menjaga acara Asyura atau memperingati wafatnya Sayyidina Husain Bin Ali—cucu Nabi Muhammad SAW—yang digelar kaum Muslim Syiah di Kota Semarang, Jawa Tengah, Minggu (1/10/2017).
Peringatan Asyura yang dilaksanakan di Hotel UTC di Jalan Kelud Raya, itu dijaga aparat menyusul adanya penolakan segerombolan orang yang mengatasnamakan Forum Umat Islam Semarang (FUIS).
Kapolrestabes Semarang Komisaris Besar Abiyoso Seno Aji, memimpin langsung mengamanan kegiatan itu. Menurut dia, pengamanan ketat yang dilakukan untuk menghindari gesekan antarkedua kelompok.
"Pelaksanaan kegiatan di Hotel UTC ini sudah mengantongi izin," katanya.
Baca Juga: Polisi Spanyol Serbu Referendum Kemerdekaan Barcelona, 38 Luka
Termasuk, lanjut dia, para peserta aksi yang menolak kegiatan itu juga sudah mengantongi izin untuk menyampaikan pendapatnya di muka umum.
Ia menegaskan, setelah peringatan Asyura oleh Muslim Syiah selesai, kedua kelompok harus membubarkan diri.
Husein Ridho, panitia Asyura Semarang, menegaskan kaum Muslim Syiah tak ambil pusing atas aksi segelintir orang tersebut. Sebab, aksi itu merupakan bentuk intoleransi.
“Soal keamanan, kami serahkan kepada aparat kepolisian. Kami tak mau menanggapi aksi itu. Sebab, acara ini sudah mendapat izin. Lagi pula, kami memeringati wafatnya cucu Nabi Muhammad SAW,” terangnya.
Baca Juga: Lamaran Ditolak Parang Bertindak, Neni dan Keluarga Tewas
Ia mengatakan, panitia di Semarang sengaja menggelar peringatan Asyura pada 1 Oktober, bertepatan dengan Hari Kesaktian Pancasila.
Husein menuturkan, wafatnya Imam Husein bin Ali di padang Karbala juga memunyai makna untuk memperteguh nasionalisme di Indonesia.
Untuk diketahui, Musim Syiah, Muslim Sunni, dan sejumlah sekte Kristen terutama di Persia, turut memeringati hari Asyura setiap tanggal 10 Muharam.
Asyura merupakan hari wafatnya Imam Husain bin Ali di padang Karbala, karena mempertahankan kebenaran dan melawan ketidakadilan.