Polisi Spanyol Serbu Referendum Kemerdekaan Barcelona, 38 Luka

Reza Gunadha Suara.Com
Minggu, 01 Oktober 2017 | 17:50 WIB
Polisi Spanyol Serbu Referendum Kemerdekaan Barcelona, 38 Luka
Referendum kemerdekaan Catalonia berlangsung ricuh, setelah aparat kepolisian Spanyol menyeruak hendak membubarkan tempat pemungutan suara (TPS) di sejumlah lokasi, Minggu (1/10/2017). [AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

"Kami rakyat damai"; "Kami tidak takut" demikian yel-yel yang diteriakkan warga Catalonia di jalan-jalan raya.

Catalonia atau biasa disebut Barcelona dalam bahasa Spanyol, memunyai catatan sejarah kelam di bawah rezim kekuasaan Madrid.

Dalam kurun waktu 1936-1939, pecah perang saudara di Spanyol. perang itu pecah setelah Partai Komunis, kaum Anarkis, Nasionalis, dan rakyat Catalonia secara keseluruhan memproklamasikan berdirinya Republik Catalonia.

Proklamasi kemerdekaan itu direspons oleh pemerintah Madrid di bawah kepemimpinan Jenderal Francisco Franco yang didukung Adolf Hitler dan Benito Mussolini, dengan melakukan operasi militer menggempur Catalonia dan juga separatis-separatis di daerah lain, semisal Basque.

Baca Juga: Lamaran Ditolak Parang Bertindak, Neni dan Keluarga Tewas

Serangan Franco bersama milisi-milisi Fasis Spanyol itu memicu kemarahan dunia. Jutaan kaum komunis, nasionalis, anarkis, serta anggota serikat-serikat buruh, petani, pemuda, dari penjuru dunia datang membantu para pejuang Catalonia. Sukarelawan tersebut dalam sejarah dikenal sebagai "Bragade Internasional Anti-Fasis".

Tak hanya itu, para jurnalis dan sastrawan dunia juga turut bersimpati dan mendorong dunia internasional mengecam serbuan Jenderal Franco. Sastrawan besar Amerika Serikat, Ernest Hemingway juga turut mendatangi Catalonia untuk tugas jurnalistik.

Namun, setelah diberikan persenjataan dan korps pasukan khusus oleh Hitler, tentara Jenderal Franco dan milisi Fasis/Falange berhasil meruntuhkan Republik Catalonia.

Setelah era Perang Dunia II, Catalonia tetap menjadi provinsi Spanyol. Meski diberikan otonomi yang luas dan dibolehkan memiliki presiden sendiri, rakyat Catalonia tetap menginginkan kemerdekaan hingga kekinian.

Baca Juga: Kim Kardashian Kecam Trump Main Golf saat Puerto Rico Sekarat

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI