Namun, sesampainya di kamp pengungsian itu, derita Areta dan Talisma belum berakhir. Bayinya belum mendapat pengobatan memadai.
Sementara kamp pengungsian itu kekinian dihuni 200 ribu Rohingya. Padahal, tempat itu tak layak untuk kehidupan karena tak memunyai area sanitasi dan lainnya. Tak ayal, banyak pengungsi yang justru terjangkit beragam penyakit.
"Aku cuma berharap putriku terobati dan selamat. Biarlah aku, ibunya, meninggal di pengungsian ini," tandasnya.
Baca Juga: Waspada! Beredar Nata De Coco Dicampur Pupuk Urea