Senjatanya Tertahan di Soeta, Polri: Bukan untuk Membunuh

Minggu, 01 Oktober 2017 | 06:43 WIB
Senjatanya Tertahan di Soeta, Polri: Bukan untuk Membunuh
Komandan Korps Brimob Polri, Irjen Pol. Murad Ismail, dan Kepala Divisi Humas Mabes Polri, Irjen Pol. Setyo Wasisto, di Mabes Polri, Sabtu (30/9/2017) malam. [Suara.com/Nikolaus Tolen]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Komandan Korps Brimob Polri, Irjen Pol. Murad Ismail, jelaskan peruntukkan senjata Arsenal Stand Alone Grenade Launcher (SAGL) yang masih tertahan di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten.

Menurutnya, senjata laras pendek ini digunakan untuk di Poso dan Papua. Senjata ini tak pernah digunakan di Jakarta, meskipun fungsinya untuk mengantisipasi huru-hara.

Penjelasan ini disampaikan Murad terkait adanya kabar senjata yang berjumlah 280 pucuk itu ditahan Badan Intelijen Strategis (Bais) TNI.

"Senjata ini cuma 280 (pucuk). Jadi tidak banyak sebenarnya. Kalau selama ini digunakan anti huru-hara yang (gunakan) gas air mata dan asap. Sampai hari ini senjata ini dipakai ke Poso dan Papua. Di Jakarta belum kita gunakan," kata Murad di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Sabtu (30/9/2017) malam.

Baca Juga: Inikah Senjata yang Diimpor Polisi dari Bulgaria?

Murad menegaskan, senjata tersebut tidak berfungsi untuk mematikan seseorang jika digunakan. Sebab, fungsi dari senjata tersebut adalah untuk memberikan efek kejut.

"Senjata tersebut bukan untuk membunuh, tapi (efek) kejut. Kalau bicara modelnya seram, tapi nggak ada alur. Jaraknya 100 meter paling jauh itu. Larasnya pendek sekali. Jadi bukan untuk mematikan, tapi hanya kejut," jelas Murad.

Dia pun menambahkan, jika ada yang terkena langsung, khususnya orang, dampak yang terjadi hanya menimbulkan luka. Tidak sampai mengambil nyawa.

"Ini hanya kejut, paling sial luka," tutup Murad.

Baca Juga: Polda Jatim Hentikan Penyidikan Kasus Ustaz Yusuf Mansur

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI