Suara.com - Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri Inspektur Jenderal Polisi Setyo Wasisto membenarkan 280 ratusan senjata di Bandara Soekarno-Hatta adalah milik instansinya. "Jumlah senjatanya ini cuma 280, jadi tidak banyak," kata Setyo di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Sabtu (30/9/2017).
Diketahui, beredar kabar bahwa ada senjata yang ditahan oleh Badan Inteligen Startegis TNI, yaitu senjata Arsenal Stand Alone Grenade Launcher (SAGL) Kal 40 x 46mm sebanyak 280 pucuk dan 5.932 butir peluru.
Namun, informasi terkait ditahan oleh BAIS TNI, Setyo membantahnya. Sebab, pengadaan senjata laras pendek tersebut sudah diketahui oleh Dankor Brimob Inspektur Jenderal Polisi Murad Ismail. Bahkan juga sudah sepengetahuan BAIS TNI.
"Dankor Brimob sudah tahu dan meminta rekomendasi ke BAIS TNI. Prosedurnya memang demikian, barang masuk dulu ke Indonesia kemudian untuk dikarantina dan dicek oleh BAIS TNI. Lalu dikeluarkan rekomendasi TNI," kata Setyo.
Namun, jika dalam pengecekan tersebut, bisa jadi tidak diloloskan. Tapi, kejadian seperti itu dikatakan Setyo belum pernah terjadi.
"Apabila dalam pengecekan tidak sesuai. Maka dapat di ekspor kembali tetapi dalam pelaksanaanya tidak pernah seperti itu.
Karena memang ini bukan kali pertama dengan barang sejenis," katanya.
Sebelumnya Setyo membenarkan senjata yang ada di Bandara Soetta tersebut milik Polri. Dan pengadaan barang tersebut sudah sesuai prosedur yang benar.
"Senjata adalah betul milik Polri dan adalah barang yang sah. Semuanya sudah sesuai dengan prosedur. Mulai dari perencanaan dan proses lelang. Kemudian proses berikutnya kemudian direview staf Irwasum dan BPKP. Sampai dengan pengadaannya dan pembeliannya pihak ketiga dan proses masuk ke Indonesia dan masuk ke pabean Soekarno-Hatta," kata Setyo.
Polri: 280 Senjata di Bandara Soeta Tidak Ditahan BAIS TNI
Sabtu, 30 September 2017 | 22:09 WIB
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
BERITA TERKAIT
Wacana Polri di Bawah Kemendagri, Setara Institute: Kritik Keras PDIP untuk Demokrasi
24 Desember 2024 | 13:00 WIB WIBREKOMENDASI
TERKINI