Suara.com - Proses pengembalian performa terus dilakukan Nitya Krishinda Maheswari. Pebulutangkis spesialis ganda putri Indonesia ini memang baru saja pulih dari cedera lutut sejak Desember 2016.
Akibat absen yang begitu panjang, Nitya pun tidak bisa mengikuti sejumlah kejuaraan bergengsi. Salah satunya, ajang Indonesia Open Super Series Premier yang digelar di Jakarta, awal Juni lalu.
Dijelaskan Sekjen PP PBSI, Achmad Budiharto, Nitya saat ini harus kembali mengawali performanya dari nol, mengingat durasi yang begitu panjang menepi dari lapangan bulutangkis.
"Nitya masih butuh waktu untuk adaptasi ke pertandingan," ujar Budi, ditemui usai undian Kejuaraan Dunia Bulutangkis Junior 2017, di Hotel Kempinski Indonesia, Jakarta, Kamis (28/9).
Baca Juga: Hasil Undian, Indonesia Tergabung di Grup 'Enteng'
"Oleh karena itu saat ini dia sedang dimainkan dari klasifikasi dasar lagi. Kan tidak ada orang yang sudah absen cukup lama terus turun di kompetisi yang lebih tinggi," sambung Budi yang juga ketua panitia penyelenggara Kejuaraan Dunia Bulutangkis Junior 2017.
Budi menambahkan, pihak PBSI akan memantau ketat perkembangan pemain kelahiran Blitar, Jawa Timur, 16 Desember 1988 itu.
"Dia akan ikut kejuaraan (USM Indonesia International Challenge, 24-29 Oktober 2017, di Semarang). Kami akan lihat penampilannya apakah akan siap turun di level berikutnya," ujar Budi.
Lantaran masih dalam proses pengembalian performa, diakui Budi, Nitya pun belum bisa dipastikan tampil pada ajang Asian Games 2018 di Jakarta-Palembang.
Seperti diketahui, bersama pasangannya terdahulu, Greysia Polii, Nitya menyumbang satu dari dua medali emas yang dipersembahkan kontingen bulutangkis Indonesia di Asian Games 2014 Incheon, Korea Selatan.
Baca Juga: Tersisa 4 Seri, Rossi Jagokan Pebalap Ini Rebut Juara Dunia
Satu emas lainnya disumbangkan pasangan ganda putra Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan.
Foto: Sekjen PP PBSI, Achmad Budiharto. [Suara.com/Adie Prasetyo Nugraha]
Bersama Greysia, Nitya pernah menjadi tulang punggung bagi perbulutangkisan Indonesia, khususnya sektor ganda putri. Hal ini berkaca pada prestasi yang ditorehkan keduanya.
Selain medali emas Asian Games 2014, duet Greysia dan Nitya berhasil meraih beberapa gelar bergengsi, diantaranya Singapura Open 2016 dan Korea Open 2015.
Kini, Greysia telah memiliki pasangan baru, Apriani Rahayu, dan telah bertanding di berbagai event. Sedangkan, Nitya rencananya bakal dipasangkan dengan Yulfira Barkah pada ajang USM Indonesia International Challenge nanti.
Terkait kemungkinan Nitya akan diduetkan kembali dengan Greysia pada Asian Games 2018, Budi mengaku belum tahu.
Hal itu tergantung dari proses pengembalian performa Nitya. Di samping itu, tergantung dari keputusan pelatih ganda putri pelatnas PBSI.
"Kalau soal itu pelatih yang lebih tahu," pungkasnya.