Suara.com - Dewan Sekretaris Nasional Setara Institute Benny Susetyo mengatakan publik tidak perlu menanggapi pernyataan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo tentang rencana pembelian lima ribu senjata dengan mencatut nama Presiden Joko Widodo secara berlebihan.
"Sebenarnya kita nggak usahlah merespon berlebihan. Kan itu sudah cukup. Kita harus mulai memikirkan tantangan Indonesia secara global," kata Benny kepada Suara.com, Kamis (28/9/2017).
Rohaniawan Katolik menambahkan sekarang ini sudah memasuki zaman komodifikasi, dimana setiap bangsa dituntut untuk lebih kreatif, cepat tanggap, dan efisien.
Jika bangsa ini masih terus menerus berkutat pada hal-hal yang justru melemahkan kekuatan, Indonesia akan ketinggalan jauh dari negara-negara lain.
"Jadi sebenarnya jangan terlalu diresponlah. Kalau kita meresponnya dan terus membesarkannya, nanti akan muncul pahlawan kesiangan," ujar Benny.
Menurut Benny yang semestinya menjadi perhatian saat ini adalah maraknya perilaku korupsi di kalangan pejabat. Masalah tersebut harus menjadi fokus bersama karena budaya korupsi akan menular kepada anak cucu apabila tidak diatasi dari sekarang.
"Jadi ini persoalan kita, peradaban bangsa ini akan hancur kalau terus-menerus korupsi menggerogoti jiwa bangsa ini," tutur Benny.
Benny mengatakan korupsi merupakan penyebab dari ketimpangan sosial dan tumbuhnya radikalisme. Itu sebabnya, jika bangsa ini ingin sejahtera, korupsi harus diperangi.
"Maka lebih baik energi kita fokus untuk bagaimana menata mentalitas bangsa ini. Supaya mentalnya tidak menerabas," kata Benny.
Sudah clear
Juru bicara Presiden Joko Widodo, Johan Budi SP, mengatakan polemik penyataan Panglima TNI sudah selesai dan tak perlu diperpanjang lagi.
"Sudah clear dengan penjelasan Pak Wiranto (menkopolhukam). Presiden juga sudah mendapatkan penjelasan, laporan, jadi tidak ada yang perlu diperdebatkan lagi," kata Johan Budi.
Usai kunjungan dari daerah, Presiden Jokowi sudah mendapatkan penjelasan secara langsung dari Panglima TNI di Lapangan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Selasa (26/9/2017).
Dalam pertemuan di bandara, Johan ikut mendengarkan penjelasan Panglima TNI.
"Sudah dilaporkan Pak Gatot kemarin di Halim, Presiden juga sudah mendapat laporan secara lengkap," ujar dia.
Mengenai Gatot menghadap Jokowi di Istana pada Rabu (27/0/2017), sore, menurut Johan tidak terkait dengan polemik pembelian senjata. Gatot datang untuk melaporkan persiapan HUT TNI yang akan diselenggarakan pada Oktober.
"Benar Panglima TNI menghadap Presiden, dalam pertemuan itu yang disampaikan adalah persiapan HUT TNI pada 5 Oktober nanti. Termasuk meminta Presiden menonton pertunjukan wayang menyambut HUT TNI," kata dia.