Jika Korut Luncurkan Nuklir ke AS, Indonesia Bisa Kena 'Apesnya'

Rabu, 27 September 2017 | 18:29 WIB
Jika Korut Luncurkan Nuklir ke AS, Indonesia Bisa Kena 'Apesnya'
Direktur Keteknikan dan Kesiapsiagaan Nuklir Badan Pengawas Tenaga Nuklir, Dedik Eko Sumargo, di Kantor Kemenko Polhukam, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Rabu (27/9/2017). [Suara.com/Dwi Bowo Raharjo]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Meningkatnya ketegangan antara Korea Utara dan Amerika Serikat akhir-akhir ini mesti diwaspadai pemerintah Indonesia. Peringatan itu disampaikan Direktur Keteknikan dan Kesiapsiagaan Nuklir Badan Pengawas Tenaga Nuklir, Dedik Eko Sumargo.

Dedik mengatakan, jika Korut jadi melaksanakan ancamannya meluncurkan peluru kendali berhulu ledak nuklir ke wilayah AS, maka dampak radiasinya bisa sampai ke Indonesia.

Radiasi nuklir akan masuk ke Indonesia jika arah angin mengarah ke wilayah nusantara.

"Sudah ditakdirkan angin di belahan utara, akan berbenturan dengan angin bagian selatan. Itu kemudian akan bertemu di wilayah ekuatorial (khatulistiwa/Indonesia)," ujar Dedik usai bertemu Menkopolhukam Wiranto di Kantor Kemenko Polhukam, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Rabu (27/9/2017).

Baca Juga: Bapeten Siapkan Detektor Nuklir saat Asian Games, Ini Alasannya

Sebelumnya, Korut sempat mengancam akan menyerang Guam, wilayah yang dikuasai AS yang letaknya di perairan samudera pasifik, sebelah timur laut Indonesia.

Ancaman itu muncul menyusul pernyataan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang mengancam 'hancur leburkan' Korut jika terus melakukan uji coba nuklir dan rudal balistik.

Terkait hal itu, Bapeten telah bekerjasama dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) untuk pengadaan alat detektor ledakan nuklir, serta pembaca tingkat radioaktivitas lingkungan.

Alat itu, kata Dedik, rencananya akan dipasang pada 2018 di sejumlah wilayah di Indonesia, diantaranya di Medan, Sumatera Utara, Lembang, Riau, dan Makassar.

"Kalau aktivitas uji cobanya di atas permukaan bumi, kita pasti bisa membaca," kata Dedik.

Baca Juga: Mau Masuk Pelatnas Tunggal Putra PBSI? Siap-siap Dilarang Pacaran

Dijelaskan Dedik, alat itu nantinya bisa menjadi indikator jika terjadi serangan, serta menentukan potensi dampaknya terhadap Indonesia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI