Sepanjang hari ini, publik membicarakan foto tersangka kasus dugaan korupsi e-KTP Setya Novanto yang beredar di media sosial. Foto tersebut memperlihatkan Novanto tengah terbaring di atas tempat tidur Rumah Sakit Premier, Jatinegara, Jakarta Timur, dan dijenguk anggota Komisi III DPR dari Fraksi Golkar Endang Srikarti Handayani.
Salah satu tokoh yang ikut menanggapi foto tersebut Ketua Gerakan Muda Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia.
"Kan itu upaya dari pihak Novanto untuk menunjukkan ke publik bahwa dia sakit. Untuk apa foto disebar kalau bukan tujuan itu," ujar Doli di DHotel, Jakarta, Rabu (27/9/2017).
Doli menyebut penyebaran foto untuk menunjukkan Novanto sedang sakit merupakan cara kekanak-kanakan.
Doli kemudian mengomentari kejanggalan dalam foto karena layar elektrokardiogram yang berada di samping Novanto menunjukkan tak terlihat bergelombang alias datar.
"Cara itu sebetulnya cara yang kekanak- kanakan dan berani-berani. Kalau ada komentar itu, jadi backfire buat dia (Novanto). Kalau ada yang melihat jeli dan menuding dia tidak sakit. Coba lihat sebelah kiri kalau layarnya itu kalau disambung ke jantung ada detaknya kok itu rata aja katanya. Ada yang sampai mengamati sampai gitu coba," kata dia
Noli menambahkan kalau Novanto benar-benar sakit seharusnya mengundurkan diri dari jabatan Ketua DPR dan Ketua Umum Golkar. Dengan demikian, masyarakat percaya dia sakit.
"Kalau betul dia sakit, cara menunjukkan ke publik adalah kalau dia mundur dari Ketua DPR dan Golkar. Itu satu-satunya cara efektif untuk membuktikan dia sakit. Kalau nggak mau mundur karena sakit luar biasa, karena didalam sekian hari ada tujuh penyakit yang berat. Kalau orang yang sudah kena penyakit itu secara mendadak yang bisa dilakukan dengan berdoa dan minum obat nggak ada yang lain lagi," kata dia.
Novanto masuk RS MRCC Siloam pada Minggu (10/9/2017) atau sehari menjelang dipanggil KPK. Ketika itu, Novanto mengeluh sakit gula dan vertigo.
Setelah itu, dia dipindah ke RS Premier untuk menjalani katerisasi jantung.
Salah satu tokoh yang ikut menanggapi foto tersebut Ketua Gerakan Muda Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia.
"Kan itu upaya dari pihak Novanto untuk menunjukkan ke publik bahwa dia sakit. Untuk apa foto disebar kalau bukan tujuan itu," ujar Doli di DHotel, Jakarta, Rabu (27/9/2017).
Doli menyebut penyebaran foto untuk menunjukkan Novanto sedang sakit merupakan cara kekanak-kanakan.
Doli kemudian mengomentari kejanggalan dalam foto karena layar elektrokardiogram yang berada di samping Novanto menunjukkan tak terlihat bergelombang alias datar.
"Cara itu sebetulnya cara yang kekanak- kanakan dan berani-berani. Kalau ada komentar itu, jadi backfire buat dia (Novanto). Kalau ada yang melihat jeli dan menuding dia tidak sakit. Coba lihat sebelah kiri kalau layarnya itu kalau disambung ke jantung ada detaknya kok itu rata aja katanya. Ada yang sampai mengamati sampai gitu coba," kata dia
Noli menambahkan kalau Novanto benar-benar sakit seharusnya mengundurkan diri dari jabatan Ketua DPR dan Ketua Umum Golkar. Dengan demikian, masyarakat percaya dia sakit.
"Kalau betul dia sakit, cara menunjukkan ke publik adalah kalau dia mundur dari Ketua DPR dan Golkar. Itu satu-satunya cara efektif untuk membuktikan dia sakit. Kalau nggak mau mundur karena sakit luar biasa, karena didalam sekian hari ada tujuh penyakit yang berat. Kalau orang yang sudah kena penyakit itu secara mendadak yang bisa dilakukan dengan berdoa dan minum obat nggak ada yang lain lagi," kata dia.
Novanto masuk RS MRCC Siloam pada Minggu (10/9/2017) atau sehari menjelang dipanggil KPK. Ketika itu, Novanto mengeluh sakit gula dan vertigo.
Setelah itu, dia dipindah ke RS Premier untuk menjalani katerisasi jantung.