Suara.com - Kepala Unit Pengelola Rusunawa Pulogebang Ageng Darmintono mengklarifikasi peristiwa pembubaran ibadah kebaktian yang terjadi di rusun, Sabtu (23/9/2017) sekitar pukul 16.55 WIB. Tindakan itu diklaim tak berniat.
Menurut Ageng hal yang dilakukan oleh warga rusunnya bernama Nasoem Sulaiman alias Joker merupakan tindakan yang spontan usai bekerja sebagai tukang bangunan di lantai paling atas Blok F.
"Saudara Joker warga kami yang tinggal di Blok F. Kemudian saat itu lagi bekerja sebagai tukang karena ada kegiatan renovasi rusun. Memang usai bekerja pas turun dia bawa gergaji dan palu. Ada pekerjaan di lantai paling atas blok F," kata Ageng di Rusunawa Pulogebang, Cakung, Jakarta Timur, Selasa (26/9/2017).
Kemudian, saat Joker turun ke lantai tiga, ada kegiatan kebaktian yang dilakukan 13 anak-anak dengan didampingi oleh pendeta.
Baca Juga: Bubarkan Kebaktian di Rusun, Joker Siap Diproses Hukum
Ageng mengatakan melihat kegiatan kebaktian, Joker merasa terganggu dan membubarkan acara kebaktian secara spontan.
"Dari lantai atas turun dia (Joker). Lihat ada kegiatan seperti itu, nalurinya saja secara spontan (membubarkan)," ujar Ageng.
Ageng merasa prihatin atas peristiwa yang terjadi. Seharusnya sesama warga rusun harus menghormati dan bertoleransi dalam kegiatan agama apapun di rusun.
"Kami sudah tindaklanjuti agar tidak ada Joker - Joker yang lain. Kami sudah rembuk untuk membuat forum komunikasi warga rusunawa tidak hanya agama tapi suku. Semua perwakilan agama masing-masing Blok sudah kami temui. Agar tak terulang kembali," ujar Ageng.
Ageng menambahkan Joker sudah meminta maaf dan tidak mengulangi perbuatannya kembali.
Baca Juga: Pengakuan Joker Marahi Kebaktian di Rusun: Tak Bisa Tidur
"Itu langsung malamnya kami ada kesepakatan ya, semua sudah dirembukan warga rusun, polisi, dan Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan pemukiman Jakarta Agustino Darmawan. Ini sudah selesai ya. Sudah clear semua," ujar Ageng.