Momen Lucu saat Kakek Muchsimin Tak Tahu Nama Panjang Jokowi

Reza Gunadha Suara.Com
Selasa, 26 September 2017 | 06:00 WIB
Momen Lucu saat Kakek Muchsimin Tak Tahu Nama Panjang Jokowi
Presiden Jokowi dan kakek Muchsimin saat acara pembagian sertifikat tanah di Keluruhan Pulutan, Kecamatan Sidorejo, Kota Salatiga, Jawa Tengah, Senin (25/9/2017). [YouTube]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Namanya Muchsimin, seorang kakek berumur 70 tahun, mengakui tidak mengetahui kepanjangan nama Presiden Jokowi saat acara pembagian sertifikat tanah di Keluruhan Pulutan, Kecamatan Sidorejo, Kota Salatiga, Jawa Tengah, Senin (25/9/2017).

Hal ini terungkap ketika Presiden Jokowi memberikan kuis saat acara pembagian 5.781 sertifikat kepada masyarakat warga Kota Salatiga, Kabupaten Semarang, Kabupaten Boyolali.

"Cobi panjenengan pirso mboten, nggih, nama komplit saya (Coba anda tahu ngak nama lengkap saya). Yang keras," kata Presiden Jokowi saat memberikan kuis kepada Kakek Muchsimin.

Baca Juga: ISIS Tantang Pangeran Harry Ikut Perang di Suriah

Mendapat pertanyaan tersebut, Kakek Muchsimin mengaku hanya tahu Jokowi saja, namun kepanjangannya tidak mengetahuinya.

"Mboten ngertos, tapi kulo Pak Jakowi ngertos, Pak Presiden (Tidak tahu, tapi saya tahunya Pak Jokowi, Pak Presiden)," jawabnya polos.

Walaupun sudah dituntun dan dibantu oleh para penerima sertifikat yang memenuhi Lapangan Keluruhan Pulutan tersebut, Kakek Muchsimin tetap tidak bisa menyebut nama lengkap Presiden Jokowi.

"Ini harus tuntas. Lanjutane mboten ngertos? Joko Wi....," kata Presiden Jokowi menuntun Kakek Muchsimin, namun kakek ini tetap tidak bisa menyebut.

"Ternyata banyak yang manggil...Jokowi-Jokowi, tapi nggak tau kepanjangannya," kata Presiden yang datang ke Salatiga didampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo beserta Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala BPN Sofyan A Djalil dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung ini.

Baca Juga: Jokowi Resmikan Ruas Tol Bawen-Salatiga

Setelah beberapa kali dituntun dan dibantu secara bersama-sama para tamu undangan yang datang, akhirnya Kakek Muchsimin bisa menyebut "Joko Widodo".

Berbeda dengan Nenek Tuminah yang berhasil menghafalkan Pancasila dengan sempurna. "Wah pintar sekali," kata Presiden Jokowi.

Nenek dari Desa Karanganyar, kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang ini mengaku sering menghafalkan Pancasila karena rajin ikut kegiatan PKK di desanya.

Bahkan Presiden Jokowi sempat meminta Nenek Tuminah menyanyikan lagu Mars PKK dan tantangan ini disambut dengan menyanyikan lagu tersebut sampai selesai.

"Wah suaranya merdu.....Syahrini saja kalah," puji Presiden yang disambut gelak tawa para warga yang hadir.

Selanjutnya Presiden juga meminta Armen Delfi Kurniawan dari Kota Salatiga untuk menyebut tujuh suku di Indonesia dan tantangan ini bisa dijawab dengan lancar.

Setelah berhasil menjawab, Presiden mempersilakan ketiganya kembali ke tempat duduknya dan Kakek Muchsimin dan Nenek Tuminah langsung menurutinya, namun Arman Delfi masih tengak-tengok karena tidak mendapat hadiah sepeda dari Presiden.

"Kenapa kok tengak-tengok," goda Presiden melihat tingkah laku Arman.

Ternyata hadiah sepeda dari Presiden diletakkan di belakang panggung, tidak seperti biasanya yang dipampang di depan podium.

"Ya...sudah ambil sepedanya," kata Presiden kepada Arman.

Kakek Muchsimin yang melihat Arman mendapat sepeda langsung mendekati Presiden menanyakan hadiah untuk dirinya.

"Lha tadi nggak bisa menyebut nama lengkap saya...kok minta sepeda," kata Presiden. Namun Kepala Negara tetap memberikan sepeda kepada Kakek Muchsimin dan Nenek Tuminah.

Lima Juta Sertifikat Dalam kesempatan ini, Presiden juga mengungkapkan target lima juta sertifikat tanah akan dibagi pada tahun 2017 kepada masyarakat seluruh Indonesia.

"Saya perintahkan Bapak Menteri ATR/BPN dan seluruh BPN dari Sabang sampai Merauke seluruh Indonesia, target lima juta sertifikat tahun ini harus keluar," katanya.

Presiden kembali mengatakan bahwa target tahun 2018 tujuh juta, tahun selanjutnya sembilan juta agar seluruh bidang tanah di Indonesia 100 persen bersertifikat.

"Seharusnya yang pegang sertifikat 126 juta, tapi sekarang yang pegang baru 46 juta, separuhnya saja belum makanya saya update, kalau tidak, tidak akan rampung-rampung," terangnya.

Presiden mengingatkan kalau masyarakat tidak memiliki bukti otentik kepemilikan tanahnya, masalah di berbagai provinsi terkait sengketa tanah akan tetap berlangsung.

"Semuanya masalah di mana-mana, di semua provinsi ada. Setiap saya kunjungan masalah isinya sengketa-sengketa tok, karena tanah yang dimiliki belum mempunyai bukti hak berfungsi seperti yang saya pegang ini. Kalau sudah pegang, itu lebih gampang tidak ada yang menggugat," tandasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI