Suara.com - Alasan warga rumah susun Pulogebang, Jakarta Timur, bernama Nasoem Sulaiman alias Joker membubarkan paksa kebaktian anak-anak di rumah susun lantai 3, blok F, pada Minggu (24/9/2017), karena merasa terganggu.
"Nah kalau menurut pernyataannya, dia merasa terganggu. Ada misalnya ini bukan persoalan agama. Kebisingan misalnya," kata Kepala Kepolisian Resor Metro Jakarta Timur Komisaris Besar Andry Wibowo di Polda Metro Jaya, Senin (25/9/2017).
Kepada polisi, Joker mengaku tidak bisa istirahat dengan tenang dengan adanya suara kebaktian.
"Karena mau istirahat dia. Dia pekerja. Ya kan itu pengakuannya," kata dia.
Aksi Joker terekam video. Joker terlihat menenteng gergaji dan kapak ketika cekcot dengan ibu-ibu yang ikut kebaktian. Joker membawa perlawatan tersebut karena dia baru pulang kerja.
"Kan dia pekerja. Bawa kampak. Dia memang pekerja tukang," kata dia.
Polisi sudah melakukan mediasi antara perwakilan warga yang melaksanakan kebaktian dan Joker. Joker kemudian menyampaikan permintaan maaf dan berjanji tidak akan mengulangi perbuatan.
"Dan munculah kemudian pernyataan maaf karna khilaf dan juga perdamaian. Kan mereka sudah terbuka itu tidak satu satu. Jadi ada ibunya, ada Joker-nya, ada pihak pihak lainnya. Jadi malem itu udah kami tanganin baik baik dan hari ini akan kita teruskan," kata dia.
Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Permukiman Jakarta Agustino Darmawan sudah menemui Joker.
"Sudah aman, sudah kami selesaikan. Yang bersangkutan kemarin saya datangi langsung. Dia bikin komitmen sama saya kalau dia mengulangi lagi perbuatannya, pasti saya keluarkan," ujar Agustino di Balai Kota DKI Jakarta.