Mantan Sekretaris Jenderal Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia Erlinda mendorong aparat Kepolisian untuk menerapkan Undang-undang perlindungan anak selain Undang-undang Informasi Transaksi Elektronik dalam menjerat pemilik situs nikahsirri.com, Aris Wahyudi. Pasalnya situs ini diduga melakukan kejahatan human trafficking pada perempuan dibawah umur.
"Menurut kami ini merupakan perdagangan manusia modern. Kasus ini bedanya tipis dengan human trafficking. Maka kami mendorong penyidik kepolisian untuk menjerat pemilik situs itu dengan UU Perlindungan anak, UU perdagangan orang dan UU ITE," kata Erlinda kepada suara.com, Senin (25/9/2017).
Erlinda menyayangkan maraknya perdagangan perempuan dibawah umur terjadi. Menurutnya kasus perdagangan perempuan dan asusila sudah kerap terjadi di beberapa daerah, khususnya Jakarta.
"Kami sangat prihatin atas kasus ini, meski sebenarnya kasus ini sering terjadi. Oleh karena itu kami mengapresiasi polisi yang bergerak cepat dalam menanggulangi kasus ini," ujar dia.
Baca Juga: Begini Cara Kerja Nikahsirri.com, Mau Jadi Member Bayar Dulu
Pemilik situs nikahsirri.com Aris Wahyudi ditangkap polisi di Bekasi, Jawa Barat, Minggu (24/9/2017) dini hari. Dia ditangkap dengan sejumlah barang bukti, diantaranya uang Rp5 juta yang merupakan hasil pendaftaran klien.
Aris disangkakan pasal 4, pasal 29, dan pasal 30 UU No 44 Tahun 2008 tentang pornografi, serta pasal 27, pasal 45, dan pasal 52 ayat (1) UU no 11 tahun 2008 tentang ITE. Dalam penyelidikan polisi, ada perempuan dibawah umur yakni 14 tahun yang jadi mitra situs nikahsirri.com tersebut.
Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya, Kombes Pol Adi Deriyan dalam konfrensi pers pada Minggu kemarin mengatakan bahwa pihaknya menemukan konten-konten pornografi dalam situs tersebut. Yang menjadi mitra situs itu sebanyak 300 orang yang mayoritas perempuan dari berbagai usia.
Mereka siap dinikahi sirri, dihargai dengan istilah koin. Untuk membeli koin, pengunjung alias klien situs harus membayar seharga Rp100 ribu untuk satu koin.
"Wanita-wanita mematok token (koin) berbagai macam. Ada yang menilai dirinya dengan nilai 200 koin, ada 300 koin, atau berapa koin. Setelah cocok, klien bisa menjadwalkan pernikahan sirri dengan mitra yang dipilihnya," kata Adi.
Baca Juga: Ini Cara Nikahsirri.com Tes Keperawanan Kliennya Sebelum Dilelang
Sejak diumumkan ke publik pada 19 September lalu, belum ada nikah sirri yang terjadi dari transaksi di situs itu. Belum seminggu situs ini kebanjiran pengunjung.
Tercatat, sudah ada 2.700 akun yang mendaftar. Setiap klien yang masuk ke situs itu diwajibkan membayar uang Rp100 ribu.
"Setelah uangnya ditransfer, dari pihak situs akan memberikan user name dan pasword untuk masuk ke situs tersebut," ujar dia.