Pengamat: Waspadai Operasi Asing Adu Domba TNI dan BIN

Adhitya Himawan Suara.Com
Senin, 25 September 2017 | 11:14 WIB
Pengamat: Waspadai Operasi Asing Adu Domba TNI dan BIN
Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian bersama Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo di Jakarta, Rabu (12/7). [Suara.com/Oke Atmaja]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Situasi politik nasional menghangat terkait polemik pengadaan senjata. Menkopolhukam Wiranto sudah menegaskan hal itu hanya terkait komunikasi yang belum tuntas. Namun di media sosial hal ini terus jadi perbincangan.

Pengamat intelijen Ridlwan Habib menilai ada pihak ketiga yang mencoba melakukan adu domba antara Panglima TNI, POLRI dan institusi BIN. "Dari penelusuran dengan metode open source intelligence atau OSINT, operasi adu domba ini menggunakan medsos, " ujar Ridlwan di Jakarta, Senin (25/9/2017).

Dia menjelaskan, pada tanggal 23 September pukul 22 muncul tagar di media sosial #PanglimaTantangBIN . Tagar itu sempat menjadi trending topik di Twitter. "Dari penelusuran saya, itu menggunakan auto bot, mesin, bukan akun akun asli, " kata alumni S2 Kajian Intelijen UI tersebut.

Baca Juga: Panglima TNI Dinilai Peragakan Politik Tidak Etis

Suara.com - Tagar #PanglimaTantangBIN itu menggunakan link url sebuah berita di website www.perangbintang.com. "Setelah saya cek, website itu dihosting dari luar negeri, " kata Ridlwan.

Website perang bintang.com beralamat IP di 198.185.159.145 yang berada di Naples, Florida, Amerika Serikat. "Ada intensi dari pembuat situs itu untuk menyamarkan penjejakan, " kata Ridlwan.

Pagi hari tanggal 24 September isu makin memanas karena beredar berita melalui WhatsApp group yang mengutip situs perang bintang.com. "Padahal di berita itu ada wawancara fiktif seolah olah Kepala BIN diwawancarai padahal tidak pernah dan tidak jelas lokasi wawancaranya. Tujuannya jelas fitnah dan menyesatkan, " kata Ridlwan.

Selain BIN, akun akun anonim juga memanaskan situasi dengan seolah olah menuduh Polri mempunyai senjata ilegal. Bahkan dengan gambar gambar hoax, "kata Ridlwan

Dia mencontohkan salah satu posting di media sosial yang menunjukkan tumpukan gambar senjata AK 47 yang disebut sebut milik Polri. "Setelah ditelusuri di internet itu gambar tumpukan senjata di konflik Yaman tahun 2016. Jadi memang tujuannya adu domba dengan modal gambar hoax," katanya.

Baca Juga: Demokrat: Panglima TNI Langgar UU Saat Ancam Menyerbu Polisi

Dia menilai isu ini adalah upaya pecah belah oleh kepentingan asing agar Indonesia gaduh. Tujuannya agar masyarakat saling curiga termasuk personel di dalam kepolisian, BIN, dan TNI.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI