Gunung Agung Awas, Bandara Ngurah Rai Antisipasi Kondisi Terburuk

Siswanto Suara.Com
Senin, 25 September 2017 | 10:45 WIB
Gunung Agung Awas, Bandara Ngurah Rai Antisipasi Kondisi Terburuk
Gunung Agung. (Antara)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Jika laporan baru satu, belum bisa menutup bandara dan segera akan membuat validasi. Keputusan menutup bandara, sangat ditentukan arah angin yang dapat membawa sebaran abu vulkanik.

Status Gunung Agung menjadi awas dan wilayah steril yang semula radius enam kilometer dari puncak gunung itu diperluas menjadi sembilan kilometer, serta ditambah perluasan wilayah sektoral yang semula 7,5 kilometer menjadi 12 kilometer menjadikan masyarakat di lereng gunung tertinggi di Bali itu semakin menjauh.

Apabila terjadi letusan yang menyemburkan abu vulkanik, namun sebaran abu yang terbawa angin tidak mengarah ke wilayah udara bandara, maka operasionalisasi penerbangan di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai masih bisa dilakukan dengan cara menghindari wilayah sebaran.

"Jika masyarakat melihat cuaca cerah, bukan berarti wilayah udara di sekitar bandara steril dari lapisan abu vulkanik, apabila dalam kondisi terjadi letusan dan angin membawa sebaran abu tersebut menuju wilayah udara bandara," ujar Santoso.

Lapisan abu vulkanik dapat membahayakan bagi penerbangan karena mengganggu mesin pesawat dan mengganggu instrumen hingga mengikis badan pesawat udara yang tengah terbang dengan kecepatan tinggi.

Untuk itu Kementerian Perhubungan tidak mau ambil risiko, jika arah angin membawa abu vulkanik ke wilayah bandara, sehingga Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai harus ditutup.

Semua itu sebagai antisipasi dan skenario, karena hingga saat ini penerbangan jalur nasional dan internasional nasih berjalan normal.

Untuk mendukung kelancaran peralihan penerbangan ke sembilan bandara terdekat dari Bali juga menyiapkan sekitar 300 unit bus yang disiagakan untuk melayani penumpang di Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali untuk menempuh jalur darat ke Banyuwangi dan Surabaya, Solo maupun ke Mataram, NTB.

Hal itu sudah dilakukan koordinasi dengan Dinas Perhubungan Provinsi Bali, Kota Denpasar dan Organda yang paling berperan serta Damri.

Kepala Balai Pengelola Tansportasi Darat Wilayah Bali dan NTB, Agung Hartono, menjelaskan, jika calon penumpang ingin meneruskan perjalanan dengan jalan darat, maka wisatawan dapat menggunakan bus melalui tiga titik yakni terminal Ubung Denpasar, Mengwi di Kabupaten Badung dan Pelabuhan Benoa Denpasar.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI