Suara.com - Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan, Wiranto berharap agar anjuran dan ajakan menonton film G30S/PKI tidak perlu diperdebatkan lagi. Sebab, tidak ada paksaan terhadap siapa saja untuk menonton film sejarah pemberontakan Partai Komunis Indonesia itu.
"Mau nonton boleh, tidak juga nggak apa-apa," kata Wiranto di Kantor Kemenko Polhukam, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Minggu (24/9/2017).
Namun demikian, ia mengingatkan bahwa film G30S/PKI adalah gambaran fakta sejarah di masa lalu yang tidak mungkin diulang kembali. Selain peristiwa 30 September 1965 itu, juga masih banyak sejarah kelam yang pernah dialami bangsa Indonesia.
"Apakah itu Permesta, DI TII, peristiwa Malari dan berbagai peristiwa lain yang memang mengiringi sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Maka, itu semua merupakan rangkaian fakta sejarah yang sudah berlalu, yang sudah berlaku waktu itu," ujar Wiranto.
Baca Juga: Panglima TNI Dinilai Peragakan Politik Tidak Etis
Semua peristiwa sejarah itu, kata dia, tidak perlu dibenarkan atau disalahkan atau bahkan dirubah. Cukup dipelajari sebagai fakta sejarah perjalanan bangsa Indonesia atau menjadi refrensi untuk generasi berikutnya tentang apa saja yang pernah dialami bangsa Indonesia.
Ia berharap agar generasi kekinian dan generasi mendatang mengambil hikmah dari fakta sejarah tersebut. Mengambil apa yang baik, dan membuang bagian yang buruknya.
Ia mengingatkan, bangsa Indonesia memiliki tantangan yang cukup berat ke depan. Daripada berkutat pada masa lalu, lebih baik berfikir tentang apa yang harus dilakukan untuk menghadapi tantangan global.
"Dan kita bersyukur, pemerintah yang sudah dengan sangat serius dan sungguh-sungguh melakukan hal yang terbaik untuk bagaimana bangsa ini maju dan menang dalam persaingan itu. Terbukti banyak hal positif yang telah dicapai dan mendapatkan pengakuan dari dunia internasional," kata Wiranto.
Menonton film sejarah memang perlu bagi generasi berikutnya supaya bisa memahami sejarah bangsanya, yakni Indonesia secara utuh.
Baca Juga: Pemeriksaan Belum Sampai Substansi, Polisi Kembali Panggil Miryam
"Kita sebenarnya tidak perlu malu, tidak perlu marah, kecewa atau benci melihat sejarah masa lalu. Ajakan dan anjuran menonton tak perlu diperdebatkan lagi. Apa lagi sampai membuat bangsa ini bertengkar dan berselisih," kata Wiranto.