Ini Tanggapan PDIP Soal Instruksi Nobar Film G30S PKI

Minggu, 24 September 2017 | 13:33 WIB
Ini Tanggapan PDIP Soal Instruksi Nobar Film G30S PKI
Sekjen PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto. [Suara.com/Dian Rosmala]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto berharap permasalahan bangsa di masa lalu tidak menjadi luka untuk Negara Kesatuan Republik Indonesia.

"Bagi PDIP bangsa ini kan telah kokoh dengan Pancasila. Keseluruhan permasalahan-permasalahan di masa lalu jangan menjadi luka bagi bangsa ini. Karena kita harus menatap ke depan," ujar Hasto di kantor DPP PDI Perjuangan, Jalan Diponegoro 58, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (24/9/2017).

Hal ini dikatakan Hasto saat menanggapi instruksi Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo yang memerintahkan jajarannya unuk menonton film Pengkhianatan gerakan 30 September 1965 atau G30S/PKI.

Menurut Hasto sebagai seorang pemimpin, seharusnya panglima memiliki tugas untuk menyatukan dan membangun suasana yang kondusif di tengah masyarakat.

Baca Juga: PDIP Kembali Gelar Kursus Politik untuk Profesional

"Pemimpin bukan menciptakan kontroversi, pemimpin harus membangun peradaban atas dasar komitmen kepada bangsa dan negara. Saat ini persoalan yang dihadapi pemerintahan bapak Jokowi itu tidak ringan," kata Hasto.

"Jangan menciptakan persoalan-persoalan yang membuang energi bangsa," lanjut Hasto.

Partai yang diketuai Megawati Soekarnoputri ini mengajak seluruh masyarakat untuk bergandengan tangan dan menjaga NKRI serta menjadikan Pancasila sebagai ideologi bangsa.

"Kita mengedepankan semangat untuk bersatu, untuk melihat masa lalu sebagai pembelajaran terbaik. Tapi bukan untuk membongkar luka-luka masa lalu" kata dia.

PDIP, kata Hasto, juga mengajak masyarakat dan pemimpin bangsa untuk menatap masa depan. Hal ini kata dia diperlukan untuk mengejar ketertinggalan bangsa.

Baca Juga: PDIP: Masyarakat Jangan Jadi 'Mangsa' Target Pendapatan Perbankan

"Kalau kita yakin Pancasila sebagai jiwa dan kepribadian bangsa, mengapa kita harus begitu khawatir dengan berbagai ideologi lain? Bukan kah pancasila digali dari buminya Indonesia?," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI