Poppy, sahabat Murti, sebenarnya sempat melihat dan bercakap-cakap dengan Agus, pada hari pembunuhan tersebut.
"Dia (Agus) bilang pacarnya sakit dan mau dibawa berobat ke rumah sakit. (Kamis) Pagi-pagi saya lihat dia bawa makanan untuk Nana (sapaan Murtianingsih), karena Nana sakit batuk," terangnya.
Kamis siang, kata Poppy, Agus tampak terburu-buru keluar dari kamar Murti dan pergi dari indekos tersebut. Kamis sore, Poppy melihat Agus kembali ke indekos dan masuk ke kamar Murti.
"Sewaktu dia mau membawa Nana keluar, tepergok engkoh. Dia bilang mau bawa Nana ke rumah sakit. Engkoh tak percaya Nana sakit, karena pas dilihat (Murti) sudah kaku," ungkap Poppy.
Baca Juga: Murtiyaningsih, Kisah Sendu Kematian Seorang PSK Online
Karena curiga terhadap gerak-gerik Agus dan menilai Murti sudah meninggal, mereka lantas melapor ke petugas keamanan indekos. Agus ketika itu tetap mengatakan Murti masih hidup dan harus dibawa ke RS. Akhirnya, petugas keamanan itu melapor ke polisi.
Ketika proses ditangkap, Agus ternyata melawan sehingga ditembak polisi pada bagian kakinya.
Adex menuturkan, personelnya menemukan bukti kuat untuk menyanggah pernyataan Agus yang berkukuh tak membunuh Murti.
"Pada asbak yang dipakai untuk alat membunuh korban, terdapat sidik jari dan cocok dengan tersangka. Di baju tersangka juga ada darah. Selain itu, ada juga saksi yang melihat tersangka di TKP sebelum kejadian," terangnya.
Tak hanya itu, setelah polisi membuka sarung tangan Agus, terdapat luka bekas perlawanan Murti. "Dia tidak lagi bisa mengelak, karena di kuku korban ada daging pelaku," imbuh Adex.
Baca Juga: Kekejaman Duterte Picu Banyak Pemuda Gabung Gerilyawan Komunis
Selain membunuh, kata Adex, Agus juga mencuri sejumlah barang berharga milik korban, yakni iPhone 7, Xiaomi 3, dan mata uang asing.