Kerja sama bisnis untuk dua proyek yang berada di Kalimantan Tengah dan Sumatera Selatan itu, masih tahap negosiasi meskipun inisiatifnya telah dimulai sekitar enam hingga delapan tahun lalu.
"Kendalanya terletak pada data volume reserve perusahaan tambang yang belum siap diperiksa oleh auditor. Kami perlu memastikan hal tersebut sebelum melanjutkan ke proses penentuan model bisnis," ungkapnya.
Perusahaan yang memperoleh peringkat 57 versi Fortune Global 500 pada 2016 itu juga mulai membidik bisnis real estate di Indonesia, dengan rencana pembangunan hunian bertingkat di kawasan Jakarta Selatan.
Baca Juga: Tevez Keluarkan Pernyataan yang Picu Amarah Publik Tiongkok