MUI: 1 Muharram Sebagai Momen Kebangkitan Spiritual

Adhitya Himawan Suara.Com
Kamis, 21 September 2017 | 20:54 WIB
MUI: 1 Muharram Sebagai Momen Kebangkitan Spiritual
Presiden Joko Widodo (kelima kiri) bersama Wakil Presiden Jusuf Kalla (keenam kiri) melaksanakan Salat Idul Fitri 1438 Hijriah di Masjid Istiqlal, Jakarta, Minggu (25/6). [Antara/Puspa Perwitasari]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Zainut Tauhid Saadi mengajak umat Islam untuk menjadikan Tahun Baru 1 Muharram 1439 Hijriyah sebagai momentum kebangkitan spiritual.

"Kebangkitan itu berdasarkan iman, ilmu dan amal saleh guna mewujudkan kesalehan pribadi menuju kesalehan sosial demi terwujudnya kemaslahatan umat dan bangsa," kata Zainut di Jakarta, Kamis (21/9/2017).

MUI, kata dia, menyerukan kepada kaum Muslimin agar memasuki Tahun Baru 1439 Hijriyah dengan penuh keimanan, ketakwaan dan keikhlasan serta senantiasa mengharap ridho Allah SWT dalam suasana hati yang sejuk, tenang dan damai.

Baca Juga: GNPF MUI Setuju Usulan Jokowi Perbarui Film G30S/PKI, Asalkan ...

"Seraya kita berdoa semoga di tahun 1439 Hijriyah ini dapat meningkatkan amal kebajikan agar dapat memberikan kemanfaatan sebesar-besarnya bagi bangsa dan negara," kata dia.

Zainut mengatakan, MUI juga menyeru kepada kaum Muslimin untuk mengembangkan sikap toleransi (tasamuh), keseimbangan (tawazun) dan bersikap adil (i'tidal) dalam menjalankan ajaran agama.

Dengan begitu, kata dia, umat Islam agar tidak terjebak pada pertentangan dan perselisihan sempit (furu'iyyat) dalam menjalankan ajaran agama demi mewujudkan persaudaraan Islam (ukhuwah Islamiyyah) yang hakiki untuk menuju persatuan umat dan bangsa.

"MUI mengajak kepada seluruh komponen bangsa untuk mengembangkan toleransi dan wawasan kebhinnekaan sejati," kata dia.

Waketum MUI juga mengajak umat Islam agar menciptakan kehidupan berbangsa dan bernegara yang rukun, harmonis, saling menghormati, saling mencintai dan saling menolong dalam semangat persaudaraan kebangsaan (ukhuwah wathaniyyah).

Baca Juga: Mau Ditemui Pansus Hak Angket KPK, Jokowi Enggan Menanggapi

Hal itu dilakukan dalam rangka memelihara keamanan negara dan kerukunan bangsa.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI